Mohon tunggu...
Maulana Anwar Sidik
Maulana Anwar Sidik Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai mahasiswa Sastra Inggris di Universitas Negeri Semarang, saya memiliki minat yang tinggi terhadap bahasa dan sastra. Saya pernah mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Angkatan 4 di Universitas Negeri Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pernah Bertanya-Tanya tentang Ayam Jantan dari Timur? Pelajari Sejarahnya di Kompleks Makam Pahlawan!

26 Juli 2024   06:58 Diperbarui: 26 Juli 2024   07:18 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kunjungan Kebinekaan (sumber: dokumentasi pribadi)

Pada tanggal 02 Maret 2024, mahasiswa inbound Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Angkatan 4 Universitas Negeri Makassar melaksanakan kunjungan kebinekaan yang ke-2 menuju Kompleks Makam Sultan Hasanuddin. Kunjungan kebinekaan ini juga merupakan bagian dari kerangka Modul Nusantara, salah satu kegiatan terstruktur dalam program PMM 4, yang bertujuan untuk memperdalam pemahaman mahasiswa tentang sejarah dan kebudayaan Makassar, serta mempererat persahabatan di antara mahasiswa dari berbagai daerah.

Kunjungan ke situs bersejarah merupakan salah satu cara terbaik untuk memahami dan menghargai kekayaan budaya serta sejarah bangsa. Salah satu situs yang memiliki nilai sejarah tinggi di Indonesia adalah kompleks makam pahlawan Sultan Hasanuddin di Makassar. Melalui kunjungan ini, kita dapat mempelajari lebih dalam tentang sejarah, peranan, dan pelajaran yang bisa dipetik dari perjuangan Sultan Hasanuddin. Artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi dan menginspirasi pembaca, khususnya mahasiswa dan masyarakat umum, tentang pentingnya menghargai dan memahami warisan sejarah bangsa.

Kompleks Makam Sultan Hasanuddin (sumber: dokumentasi pribadi)
Kompleks Makam Sultan Hasanuddin (sumber: dokumentasi pribadi)
Deskripsi Singkat

Makam Sultan Hasanuddin terletak di kompleks pemakaman di Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa. Lokasinya berada di puncak Bukit Tamalate dengan luas mencapai 2.352 meter persegi. Kompleks ini menampung 24 situs pemakaman para raja dari Kerajaan Gowa sebelum masa islamisasi di Sulawesi Selatan. Makam Sultan Hasanuddin sendiri merupakan tempat peristirahatan terkenal dari Raja Gowa ke-16, yang juga dikenal sebagai pahlawan nasional Indonesia. Makam ini memiliki struktur berbentuk tingkat dengan dua nisan kayu di bagian atas, yang mencatat tahun kelahiran dan tanggal wafat Sultan Hasanuddin pada 12 Juni 1670.

Patung Sultan Hasanuddin (sumber: dokumentasi pribadi)
Patung Sultan Hasanuddin (sumber: dokumentasi pribadi)

Sejarah Sultan Hasanuddin

Sultan Hasanuddin memiliki nama lengkap Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana. Dia adalah seorang raja dari Kerajaan Gowa yang terkenal karena keberaniannya dalam melawan penjajah Belanda pada abad ke-17.  Ia merupakan tokoh yang ditakuti oleh penjajah Belanda, dikenal sebagai Ayam Jantan dari Timur. Lahir pada 12 Januari 1629, Sultan Hasanuddin naik tahta sebagai Raja Gowa pada tahun 1652 setelah ayahnya wafat. Masa pemerintahannya dikenal sebagai masa keemasan Kerajaan Gowa, di mana kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya baik dalam bidang militer, ekonomi, maupun budaya.

Kerajaan Gowa pada masa itu adalah salah satu kerajaan maritim terbesar di Nusantara, dengan kekuasaan yang meliputi sebagian besar wilayah Sulawesi Selatan dan sekitarnya. Namun, kejayaan ini tidak terlepas dari ancaman penjajah Belanda yang berusaha menguasai perdagangan rempah-rempah di wilayah tersebut. Perlawanan Sultan Hasanuddin terhadap Belanda menjadi salah satu catatan penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan.

Makam Sultan Hasanuddin (sumber: dokumentasi pribadi)
Makam Sultan Hasanuddin (sumber: dokumentasi pribadi)

Peranan Sultan Hasanuddin dalam Sejarah Perjuangan Bangsa

Sultan Hasanuddin dikenal dengan julukan "Ayam Jantan dari Timur" karena keberaniannya yang luar biasa dalam menghadapi penjajah Belanda. Perlawanan yang dipimpin oleh Sultan Hasanuddin dimulai ketika Belanda, melalui Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), berusaha memonopoli perdagangan di wilayah kekuasaan Gowa. Sultan Hasanuddin dengan tegas menolak monopoli ini dan memimpin pasukannya dalam berbagai pertempuran melawan Belanda.

Salah satu pertempuran besar yang tercatat dalam sejarah adalah Pertempuran Makassar (1666-1669). Dalam pertempuran ini, Sultan Hasanuddin dan pasukannya bertempur habis-habisan melawan pasukan Belanda yang dipimpin oleh Cornelis Speelman. Meskipun akhirnya terpaksa menandatangani Perjanjian Bongaya pada tahun 1667, yang mengakui kekuasaan Belanda di wilayah tersebut, perlawanan Sultan Hasanuddin memberikan inspirasi dan semangat juang bagi generasi berikutnya.

Sultan Hasanuddin juga dikenal sebagai pemimpin yang cerdas dan diplomatis. Selain berperang secara fisik, beliau juga berusaha membangun aliansi dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara untuk melawan penjajahan. Keberanian dan kecerdasannya dalam memimpin perlawanan membuatnya dihormati dan dikenang sebagai salah satu pahlawan nasional Indonesia.

Foto Bersama Kelompok Modul Nusantara (sumber: dokumentasi pribadi)
Foto Bersama Kelompok Modul Nusantara (sumber: dokumentasi pribadi)

Pelajaran yang Dapat Dipetik

1. Perjuangan Sultan Hasanuddin mengajarkan kita tentang pentingnya keberanian dan keteguhan hati dalam menghadapi tantangan. Meskipun menghadapi musuh yang lebih kuat dan memiliki persenjataan yang lebih canggih, Sultan Hasanuddin tetap berjuang dengan gigih untuk mempertahankan kedaulatan kerajaannya. Semangat juang yang tinggi ini menjadi inspirasi bagi kita untuk tidak mudah menyerah dalam menghadapi berbagai rintangan.

2. Sultan Hasanuddin tidak hanya berjuang sendirian. Beliau berusaha membangun aliansi dengan kerajaan-kerajaan lain untuk melawan penjajah. Hal ini menunjukkan pentingnya persatuan dan kerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam konteks modern, pelajaran ini relevan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam membangun bangsa yang kuat dan harmonis.

3. Selain keberanian, kecerdasan dan diplomasi juga menjadi kunci keberhasilan Sultan Hasanuddin. Beliau mampu melihat situasi secara strategis dan mengambil keputusan yang tepat dalam berperang maupun dalam bernegosiasi. Kemampuan untuk berpikir kritis dan berdiplomasi adalah keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan saat ini, baik dalam konteks personal maupun profesional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun