Desa Weru merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Desa Weru memiliki luas wilayah sebesar 292 Ha yang terdiri dari 3 (Tiga) Dusun, yaitu Dusun I, Dusun II, dan Dusun III dengan total 9 RW dan 23 RT. Secara astronomis Desa Weru berada di sekitar 7°46'31.57" LS 110°45'28.92" BT dengan ketinggian berada di sekitar 118 MDPL. Rata-rata curah hujan di desa weru berada di sekitar 280 mm/bulan dengan jumlah hari hujan 167 hari/tahun dan jumlah curah hujan setahun sebesar 2255 mm. Aksesibilitas menuju Desa Weru terbilang mudah. Jalan darat menjadi pilihan utama, dengan desa ini terletak di jalan utama antara Sukoharjo dan Wonogiri. Jarak Desa Weru menuju Ibukota Kecamatan sejauh 2 KM dengan jarak tempuh sekitar 5 menit. Sedangkan jarak Desa Weru menuju Ibukota Kabupaten sejauh 27 KM dengan jarak tempuh sekitar 20 menit.
  Desa Weru memiliki iklim tropis dengan suhu rata-rata antara 28°C hingga 32°C. Penggunaan air di desa ini berasal dari sumur pompa dan sungai. Sebagian besar tanah di Desa Weru tergolong subur (74 Ha), dengan sisanya termasuk kategori sedang subur (16 Ha). Penggunaan lahan di Desa Weru didominasi oleh sawah (142.6020 Ha), tanah pemukiman/perumahan (71.7450 Ha), dan tanah pekarangan (42.9995 Ha). Di samping itu, terdapat pula tanah kas desa (13.6300 Ha), tanah bengkok desa (16.1132 Ha), dan sungai, kuburan, serta jalan (6.9103 Ha). Tingkat erosi tanah di desa ini tergolong ringan. Desa Weru dikelilingi oleh desa-desa lain, yaitu Ngereco di sebelah utara, Tegalsari dan Tawang di sebelah barat, Karakan di sebelah selatan, dan Karangmojo di sebelah timur.
  Penamaan Desa Weru berdasarkan penuturan pinisepuh berasal dari sejarah pada masa kekuasaan Kesultanan Yogyakarta. Kyai Wiryo Kusumo yang merupakan seorang sakti mondroguno baik dibidang keprajuritan maupun dibidang keprajuritan maupun dibidang kebatinan sehingga beliau dikenal dimana-mana. Beliau meninggalkan Kesultanan Yogyakarta dikarenakan memiliki ketidakcocokan dengan Ratu Kesultanan Yogyakarta yang akhirnya meninggalkan Kesultanan dan menetap disebuah desa yang jauh dari keramaian.
  Suatu hari datanglah seorang Putri Ayu dari Serang yang datang ke desa tersebut. Mengetahui kesaktian Kyai Ageng Wiryo Kusumo, sang Putri berniat melamar Kyai Ageng Wiryo Kusumo. Tidak sesuai harapan sang Putri, Kyai Ageng Wiryo Kusumo menolak keinginan sang Putri karena sang Putri cacat. Sang Putri pergi dengan membawa rasa malu dan kecewa yang mendalam. Sang Putri yang berasal dari negeri yang jauh dan tidak tahu persis jalan untuk pulang, akhirnya dalam perjalanannya sampailah disebuah sungai yang lalu diseberanginya. Diseberang sungai tersebut berdiri sebuah pohon Weru besar dan rindang yang menjadi tempat bertapa sang Putri. Setelah beberapa waktu, akhirnya sang Putri menghilang musnah. Bersamaan dengan itu pohon Weru tempat sang Putri bersandar mati dan oleh Kyai Ageng Wiryo Kusumo menamai daerah tersebut dengan nama desa Weru. Pada tahun 1942 terbentuklah Kelurahan Weru yang dipimpin oleh Lurah Harjo Suratmo.
  Desa Weru, terletak di Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo, menunjukkan perkembangan penduduk yang positif. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dan program Keluarga Berencana menjadi faktor utama yang mendorong kemajuan ini. Kesadaran masyarakat untuk mengikuti program Keluarga Berencana juga patut diapresiasi. Upaya ini membantu mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, sehingga memungkinkan desa untuk fokus pada pengembangan kualitas hidup warganya. Secara keseluruhan, Desa Weru menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam hal pendidikan dan Keluarga Berencana. Hal ini merupakan hasil dari sinergi antara program pemerintah dan kesadaran masyarakat untuk membangun masa depan yang lebih baik. Jumlah penduduk Desa Weru secara keseluruhan pada akhir Agustus 2022 tercatat sebanyak 3.796 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 1.511. Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1.932 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 1.864 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 1.300 jiwa/Km2.
  Di bidang pendidikan, jumlah penyandang buta huruf di Desa Weru terus menurun. Hal ini tak lepas dari program pemerintah tentang usia wajib belajar sembilan tahun. Akses pendidikan yang mudah dan berkualitas mendorong masyarakat untuk menempuh pendidikan dan meningkatkan taraf hidup. Tingkat pendidikan penduduk Desa Weru terbanyak adalah lulusan SLTA dengan jumlah 1.765 orang. Sedangkan tamatan akademi/perguruan tinggi hanya berjumlah 188 orang. Hal ini diketahui bahwa banyak tamatan SLTA yang lebih memilih bekerja daripada melanjutkan pendidikan ke akademi/perguruan tinggi.
  Desa Weru yang memiliki lokasi geografis yang sangat cocok untuk melakukan pertaniaan sehingga banyak yang bermata pencaharian sebagai petani atau bahkan buruh tani. Selain itu, Desa Weru juga dekat dengan pusat  perekonomian sehingga banyak juga yang bermata pencaharian sebagai karyawan swasta.
  Desa Weru memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan, terutama di sektor pertanian, peternakan dan industri rumah tangga. Sektor pertanian menjadi tulang punggung ekonomi desa, dengan luas lahan pertanian yang mencapai 65% dari wilayah desa dengan hasil panen sebanyak 2 Ton/Ha. Banyak warga desa yang bekerja sebagai petani dan buruh tani. Selain sektor pertanian, peternakan juga menjadi sumber penghasilan bagi banyak warga desa. Desa Weru memiliki populasi ternak yang cukup besar, dengan 200 ekor sapi biasa, 125 ekor kambing domba, dan 1.100 ekor ayam kampung.
  Sektor industri rumah tangga pun menunjukkan perkembangan yang pesat. Terdapat 46 industri rumah tangga yang bergerak di berbagai bidang, seperti pembuatan tahu, batako, mebel, roti, dan makanan kecil/snack. Industri-industri ini berperan penting dalam menyerap tenaga kerja dan membantu menurunkan angka pengangguran di desa.Meskipun mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan penduduk di Desa Weru patut diawasi. Fluktuasi ekonomi global dan kondisi yang labil dapat berdampak pada stabilitas ekonomi desa.
  Desa Weru merupakan desa yang unggulan akan pertanian. Diketahui berdasarkan data BPS pada tahun 2022, seluas 142.602 Ha merupakan sawah dan sekitar 2.600 orang bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani dengan pendapatan padi sekitar 2 ton/Ha. Selain itu wilayah Desa Weru terbilang subur dengan aliran air yang dapat mencukupi kebutuhan irigasi. Sebagian penduduk pun memelihara ternak seperti sapi, kambing dan ayam.Â
  Desa Weru memiliki tenaga ahli dibidang tenaga pertukangan dan teknik bangunan. Selain itu memiliki juga tenaga profesional di bidang pertanian. Tingkat pendidikan penduduk Desa Weru berada dengan tingkat menengah yang cukup untuk menunjang beberapa pekerjaan. Hal ini dibuktikan banyaknya penduduk yang bermata pencaharian sebagai karyawan swasta, petani dan PNS/TNI/POLRI. Adapun potensi dalam bidang keolahragaan seperti bola voli dan pencak silat.