Mohon tunggu...
Ade Maulana Yusuf
Ade Maulana Yusuf Mohon Tunggu... Editor - Pelayan di Kedai Kopi Retro

Sering nongkrong di kedai-kedai jalanan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Belum Usai

1 Agustus 2019   01:11 Diperbarui: 1 Agustus 2019   01:34 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senyumnya tetap binar merona
Beranjak menggelayuti akal dan membelai
Senyumnya basahi kemarau panjang
Jiwa berseri-seri pandangi mata cokelat menawan
Jangan, jangan dibiarkan
Bulan masih terang benderang
Kentara melengkapi puisi alam
Sabda puan gemilang di jagat malam
Berirama, bertajuk kantongi prahara
Menjawab cemas, di kala rindu dan lara

Senyumnya tetap binar merona
Mata cokelat menawan
Kata-kata tak berharga, menjawab rindu atau lara
Jalan masih panjang nun jauh puan
Berkelok lantas terjal, cadas kerikil menghadang
Namun elok jika tetap beriringan
Jalan masih panjang nun jauh puan
Pegang erat tekad dan jiwa yang sabar
Alur ke depan tak karuan

Senyumnya tetap binar merona
Mata cokelat makin menawan
Sabda puan yang belum usai
Bulan diselimuti awan, dimana kah puisi alam ?

Agustus 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun