Mohon tunggu...
Maulana Ahadi
Maulana Ahadi Mohon Tunggu... Dosen - Dambung

Belajar menuangkan gejolak isi kepala dalam kata-kata, bermesraan dengan hati serta pikiran

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Kisah Orang Hulu Sungai Mabuk Perjalanan, Hubungan Klaras Pisang Hingga Biji Lada

28 September 2024   16:14 Diperbarui: 25 November 2024   19:13 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam menunjang aktivitas harian tentunya setiap orang tidak bisa terlepas dari berbagai alat transpostasi, baik kendaraan darat, laut maupun udara. Berbagai jenis alat transportasi seperti sepeda motor, mobil, kapal laut, kereta api, hinggga pesawat terbang menjadi alat transportasi yang bersifat urgent dan membantu kelancaran aktivitas harian.

Apalagi jika melihat aktivitas yang padat seperti diperkotaan, penggunaan alat transportasi sudah menjadi bagian tak terpisahkan. Akan tetapi bagaimana jadinya ketika keseharian kita yang mengharuskan pulang pergi menggunakan alat transportasi, namun kita memiliki masalah dengan kondisi sering mabuk diperjalanan ?. tentunya mabuk perjalanan adalah keadaan yang sangat tidak menyenangkan bagi penderita alergi mabuk. Satu kondisi dimana penderitanya mengalami gejala pusing berat, kemudian perut yang terasa sangat mual, hingga menyebab muntah-muntah, bahkan hingga tubuh terasa sangat pegal dan letih akibat cairan yang terus-menerus dimuntahkan.

Mabuk perjalanan ini bisa membuat si penderita menjadi fobia berat, sehingga segala macam obat-obatan untuk meredam mabuk perjalanan kenyataanya tidak serta merta memberikan efek yang berarti. Alhasil orang yang memang penderita mabuk perjalanan akan berpikir beberapa kali untuk melakukan perjalanan jauh.

Rasa takut berlebihan akan suatu objek alat transportasi, membuat seseorang yang sudah fobia karena pengalamannya dalam mabuk diperjalanan sering kali menjadi-jadi. Bahkan ada kejadian nyata ketika seseorang yang terbiasa mabuk perjalanan akan melakukan perjalanan jauh, sebelum berangkat penderita sudah menyadari bahwa dia alergi mabuk perjalanan, tetapi terpaksa melakukan perjalanan jauh menggunakan alat transportasi mobil karena suatu hal.

Ketika mobil yang akan ditumpangi datang, belum lagi dia memasuki mobil tersebut, bahkan hanya melihat mobilnya saja orang tersebut sudah muntah-muntah sejadi-jadinya. Hal itu karena rasa ketakutan berlebih akan kondisi yang kurang menyenangkan dengan menggunakan mobil.

Pernah terjadi satu ujaran lucu di masyarakat Banjar Hulu Sungai, meskipun tidak diketahui persis apakah ujaran ini juga ada berlaku dibeberapa tempat di Hulu Sungai, yaitu pepadah (nasehat) kakek kepada cucunya yang sering mengalami mabuk berat diperjalanan.

Diceritakan salah seorang kerabat penderita mabuk perjalanan kepada penulis, ketika itu si cucu akan melakukan bepergian jauh dengan menggunakan mobil, kareka kakeknya tersebut mengetahui bahwa cucunya sering mabuk perjalanan, maka si kakek berujar, "cuba bawa kalaras di andak didalam kantung baju supaya kada mauk, bila handak mauk dicium "(coba membawa klaras atau daun pisang kering yang diletakkan dikantong baju, kalau akan muntah maka dicium). Kebetulan ujaran ini dilaksanakan oleh si cucu dengan penuh kepercayaan akan khasiatnya, alhasil kebetulan sepanjang perjalanan si cucu dengan keyakinannya maka ia tidak mabuk perjananan karena sudah membawa klaras saran dari kakeknya.

Hal ini menggambarkan bahwa sesuatu yang tumbuh dari keyakinan, maka akan menimbulkan kepercayaan diri yang tinggi. Ada lagi beberapa pepadah orang tua di Hulu Sungai bagi yang suka mabuk perjanan, yaitu keyakinan menggunakan biji lada (sahang) yang diletakkan di pusar kemudian ditutupi dengan perekat, hal tersebut juga sering diyakini mencegah seseorang yang suka mabuk perjalanan. Bagaimana menurut anda, apakah anda ingin mencobanya ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun