Sebagian besar dari kita tentunya mengetahui olahraga bulutangkis. Bagaimana tidak? Olahraga yang menggunakan raket dan shuttlecock sebagai alat utama bermain ini hadir di kalangan kita bahkan saat kita kecil.Â
Beberapa prestasi yang diraih oleh atlet-atlet di tingkat internasional, seperti contoh Greysia Polii dan Apriyani Rahayu yang meraih medali emas pada kejuaraan Olimpiade Musim Panas 2020 di Tokyo, membuat olahraga ini semakin melejit di kalangan masyarakat. Kemudahan bermain dan banyaknya jenis-jenis teknik bermain membuat olahraga ini digemari oleh banyak masyarakat.
Dari sekian banyaknya teknik bermain bulu tangkis, salah satu teknik yang paling susah dilakukan adalah teknik smash. Smash adalah tangkisan yang keras dan tajam ke bawah mengarah ke bidang lapangan lawan.Â
Teknik smash terdiri atas kombinasi gerakan ayunan tangan yang sangat kencang, lompatan tinggi, dan akurasi tangkis yang presisi. Tentunya perlu energi yang lebih ketika melakukan teknik ini. Smash sendiri bertujuan untuk menghentikan kesempatan lawan untuk menangkis kembali ke arah kita, sehingga smash dikatakan berhasil ketika shuttlecock tidak sempat ditangkis oleh lawan dan pada akhirnya jatuh pada bidang lapangan lawan.Â
Teknik smash memperhatikan beberapa faktor seperti kekuatan kaki dalam melakukan lompat tinggi, kekuatan tangan dalam mengayunkan tangan sekeras-kerasnya, serta gerakan yang tepat untuk meningkatkan tingkat akurasi smash.Â
Selain itu, massa badan juga berpengaruh dalam keberhasilan melompat tinggi. Kecepatan rata-rata smash menyentuh angka sekitar 300 km/jam dan ketinggian melompat sekitar 50 cm, sehingga perlu sekali faktor-faktor yang sebelumnya disebutkan diperhatikan dalam melakukan smash.
Untuk dapat melatih kemampuan smash, kita dapat melakukan latihan lompat tinggi di tempat sambil mengayunkan tangan sekeras-kerasnya. Selain itu, konsistensi latihan juga diperlukan agar fisik dan mental kita dapat menyesuaikan diri. Jadi, meskipun teknik smash terdengar sulit, dengan konsisten latihan dengan teknik yang benar maka kita dapat melakukan teknik tersebut dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H