Mohon tunggu...
Maulana Abdi Kurniawan
Maulana Abdi Kurniawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Sejarah

Seorang Mahasiswa yang kurang kerjaan, jadi bantulah saya mendapatkan pekerjaan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kajian Konsep Evolusi dalam Sejarah Karl Marx

27 November 2024   14:36 Diperbarui: 27 November 2024   14:38 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/e5/Karl_Marx%2C_1875.jpg

Terlebih dahulu, mari kita memahami pandangan Marx tentang sejarah manusia. Marx menggambarkan sejarah sebagai sebuah perjalanan evolusi sosial yang kuat dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi, terutama dalam konteks produksi, distribusi, dan kepemilikan sumber daya. Pandangan ini terkenal dengan sebutan Materialisme Historis. Lebih lanjut, Marx menerima konsep dialektika dari filsuf Jerman, Hegel, dan mengubahnya menjadi materialisme dialektis, yang menjelaskan konflik antara kekuatan yang bertentangan sebagai motor utama perubahan dalam sejarah. Dalam perspektif Marx, masyarakat manusia melewati berbagai tahap perkembangan yang ditentukan oleh dominasi mode produksi pada waktu tertentu. Mode produksi mencakup hubungan produksi antara kelas-kelas sosial yang berbeda, terutama hubungan antara pemilik alat produksi (kapitalis) dan pekerja (proletar). Berdasarkan perubahan dalam mode produksi, Marx membagi sejarah manusia menjadi beberapa periode, seperti masyarakat primitif, masyarakat feodal, dan masyarakat kapitalis. Pada awalnya, dalam masyarakat primitif, produksi lebih didasarkan pada kolektivitas dan pertukaran sederhana. Kekuatan produktif masih sangat terbatas, dan hubungan sosial bergantung pada kesetiaan kelompok dan peran tradisional. Namun, dengan perkembangan teknologi pertanian dan pemukiman tetap, masyarakat feodal mulai berkembang. Sistem feodalisme yang muncul di sini ditandai oleh hubungan hierarkis antara tuan tanah dan petani, di mana petani bekerja untuk tuan tanah dalam pertukaran untuk perlindungan dan pemenuhan kebutuhan. Perubahan besar terjadi dengan munculnya masyarakat kapitalis, di mana kepemilikan pribadi atas alat produksi menjadi norma. Di sini, buruh menjual tenaga kerjanya kepada pemilik modal (kapitalis) dalam pertukaran untuk upah. 

Marx menyoroti konflik kelas antara kapitalis yang mengendalikan produksi dan pekerja yang dipekerjakan oleh mereka sebagai kekuatan utama yang mendorong perubahan dalam masyarakat kapitalis. Konflik kelas semakin memuncak seiring dengan pertumbuhan industri dan kapitalisme, di mana kapitalis memperoleh keuntungan dari eksploitasi tenaga kerja proletariat. Marx memprediksi bahwa konflik antara kapitalis dan proletariat akan mencapai puncaknya, mendorong terjadinya revolusi proletar yang akan menggulingkan kapitalisme dan membawa terciptanya masyarakat sosialis atau komunis. Dalam masyarakat sosialis atau komunis, kepemilikan pribadi atas alat produksi akan dihapuskan, dan sumber daya akan dimiliki bersama oleh seluruh masyarakat. Marx memandang masyarakat komunis sebagai tahap akhir dalam evolusi sosial manusia, di mana eksploitasi dan konflik kelas telah diatasi. Di sini, individu memiliki kesempatan untuk mengembangkan potensi mereka sepenuhnya tanpa dibatasi oleh faktor ekonomi atau kelas sosial. Namun, perlu ditekankan bahwa pandangan Marx tentang evolusi sosial tidak terbatas pada aspek ekonomi saja. Meskipun dia menekankan peran penting faktor ekonomi dalam menentukan perkembangan sosial, Marx juga menyadari pengaruh ideologi, politik, dan budaya dalam membentuk masyarakat. Dia menegaskan bahwa superstruktur, seperti agama, hukum, dan ideologi politik, adalah refleksi dari struktur ekonomi yang mendasarinya. Selain itu, Marx juga menyadari bahwa evolusi sosial tidak selalu berlangsung secara linear atau tanpa konflik. Dia mengakui kemungkinan kemunduran atau pergeseran ke belakang dalam perkembangan sosial, serta adanya pertentangan internal di dalam kelas-kelas sosial itu sendiri. Demikian pula, sementara Marx menggambarkan evolusi menuju masyarakat komunis sebagai hasil dari revolusi proletar, dia juga menyadari bahwa transformasi sosial seperti itu tidak akan terjadi dengan mudah atau tanpa hambatan. Proses menuju masyarakat komunis mungkin melibatkan konflik, perjuangan, dan perubahan bertahap dalam kesadaran manusia serta struktur sosial. Dalam konteks ini, konsep evolusi dalam sejarah menurut Marx mencerminkan pandangan yang kompleks tentang dinamika sosial manusia, di mana faktor-faktor ekonomi, konflik kelas, dan perubahan struktural memainkan peran kunci dalam membentuk perkembangan masyarakat dari waktu ke waktu. Meskipun pandangan Marx telah menghadapi kritik, terutama dalam hal determinisme ekonomi atau kesadaran kelas, warisan pemikirannya tetap menjadi subjek yang menarik bagi banyak ilmuwan sosial dan sejarawan hingga saat ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun