Kebetulan para anak tetanga Dolkemen yang masih bocah lagi seneng-senengnya dengan yang namanya joged oplosan, joged campuran, joged gado-gado, joged salto, joged njlungup aspal, joged keputusasaan, joged pengangguran dan macam-macam joged sejenisnya. Mereka bermain joged-jogedan di halaman rumah Dolkemen. Sementara Dolkemen, sambil nyruput kopi memerhatikan mereka di depan terasnya ditemani sejudul buku.
"Eh, Mas Kemen. Kemarin aku lihat di TV ada berita, seekor monyet yang hobinya kayak manusia loh ..!! Kelakuannya kayak Sampean, Mas, persis," tiba-tiba seorang bocah yang sedang tak bisa ikut bermain karena bisul di ketiaknya, menghampiri Dolkemen, dengan terocosannya yang maha menusuk hati itu.
"Loh, emangnya apa yang dilakukan sama si monyet itu Le?" Dolkemen berusaha sok dewasa. Bergaya kalem.
"Monyetnya mentelengi(melihat/melototi) buku Mas. Tapi ndak tau aku, dia bisa baca atau ndak, yang jelas dia masuk TV gara-gara itu."
"Ooo .. gitu toh," Dolkemen mengangguk-angguk berusaha sok mendengarkan omongan si bocah.
"Tapi, kalau manusia berkelakuan kayak hewan bisa masuk TV ndak ya Mas?"
"Hmm .. bisa jadi,"
"Caranya?"
"Tinggal joged aja sepert teman-temanmu itu."
"Loh emangnya di mananya yang seperti hewan Mas? itu kan jogednya Kaisar Romawi Mas."
"Salah kamu. Itu jogednya Kaisar Ular. Buktinya kepala sampai tubuhnya goyang-goyang kalau dimainin seruling."