Di suatu kota kecil di jawa tengah tengah berdiri suatu sekolah yang berstandar nasional, disitulah duduk anak-anak muda calon pemimpin negeri ini yang berkecimpung dengan berbagai mata pelajaran setiap harinya, di jenuhkan dengan berbagai guru setiap harinya dengan upaya lulus di ujian nasional pada senin esok.
Pada hari ini, 13 April 2012 banyak siswa kelas 3 yang sibuk mencatat nomor telefon teman-teman mereka untuk menyukseskan dalam mengerjakan soal un mereka, satu dari anak-anak itu ada yang memberi opini untuk membeli kunci jawaban dari oknum yag bertugas di ibukota kabupaten, dengan harga Rp 1.000.000,- tiap kelas maka dapat di simpulkan bahwa setiap anak akan menyetor uang Rp 30.000 untuk mendapatkan kunci tersebut yang menurut oknum itu akan memilii nilai kebenaran 90%, dan para murid pun mempercayainya karena pada tahun lalupun kakak kelas mereka menggunakan jasanya untuk lulus un
sebegitu menakutkan kah UN sehingga para murid ini rela membeli kunci tanpa belajar dengan sungguh-sungguh, bagaimana kualitas para pelajar dengan kelulusan yang seperti ini, apakah pemerintah bersikap terlalu keras sehingga para siswa ketakutan menghadapi UN
tolong bapak dan ibu penguasa, pikirkan kembali untuk cara meluluskan siswa siswinya, apakah dengan belajar 3 tahun cukup hanya 4 hari penentuan, saya rasa ini tidak adil pak, godog kembali peraturan yang anda buat, dengan sistem yang sekarang ini malah membuat para siswa pintar dalam kecurangan, sangat berbeda ketika pada jaman lampau yang memang siswa tidak di tekankan pada UN, tetapi karena perhitungan sekolah dengan mempertimbangkan nilai pada setiap semesternya dan tingkah laku siswa tersebut
good luck untuk yang mau UN dan pemerintah supaya memiliki kebijakan yang lebih baik lagi selain mengadakan UN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H