Mohon tunggu...
Muhammad Zahruddin
Muhammad Zahruddin Mohon Tunggu... -

Perancang Grafis, Peramu Cetak, Penikmat Sepakbola. \r\nwww.maucokelat.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Emak, Anakmu Jatuh Cinta

6 Juli 2011   10:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:53 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di suatu pagi yang biasa, disuatu tempat yang biasa pula, tidak ada bunga yang mendadak bermekaran, tidak ada daun kering yang sengaja berguguran, sinar matahari pagi masih sehangat sinar kemarin, udara pagi masih sesegar udara kemarin, ketika aku bertemu dia, kehidupan biasa saja, kehidupan seperti semula.

Dalam roman lama atau film tentang cinta, pertemuan seorang pemuda dengan gadis yang digandrunginya seharusnya dilatari oleh latar yang dramatis, semisal, warna pagi yang mendadak menjadi sephia,  ada pelangi dimana-mana, diiringi simfoni lagu cinta atau mungkin diiringi nyanyian seperti film india. Dia yang sedang membaca buku, aku yang mengintipnya dari balik daun, sempurna. Tapi, nyatanya tidak, hari itu masih seperti hari kemarin, pagi itu masih seperti pagi kemarin.

Emak, aku memanggilnya nona, dia anak yang baik, cantik dan manis, mungkin sholehah, sepenglihatanku sepertinya begitu, kalau aku tidak berlebihan, seharusnya dia lulus dalam tes dasadharma pramuka, tentunya tidak akan membuatmu kecewa. Sebenarnya aku juga tidak terlalu mengenalnya, kalau tidak salah baru lima kali aku bertemu dengannya, itupun nyaris tanpa dialog, nyaris tanpa kata-kata. Aku cuma bisa tersenyum dan sibuk mengurusi kakiku yang gemataran, dia juga tersenyum, tapi aku tidak tahu, entah senyum senang atau senyum enggan.

Konon katanya cinta itu seperti bola, ditendang kemanapun pemainnya suka, di oper kiri kekanan, disundul, sepak pojok, umpan lambung, umpan terobosan, kadang juga ada tekel keras, permainan penuh emosi, bahkan pada saat genting, gaya tanduk zidane ketika menanduk dada materazzi juga dimaklumkan, makanya harus ada wasit, ada saat tertentu diving juga diperlukan, dan pada akhirnya di masukan ke gawang. Tapi, untuk kasusku, aku perkecualian. Aku justru yang menjadi bola, cintalah yang menjadi pemainnya. Tak jarang aku dibuang keluar lapangan, cinta semena-mena menendangku, ia tendang aku terlalu keras, dadaku sesak jadinya, remuk redam.

Emak, anakmu sedang jatuh cinta, sedang kasmaran, meluap-luap, panas bagai air seratus derajat celcius, beku, kaku namun lembut didalamnya, bagai es krim magnum, tapi aku belum tahu apakah perasaannya serupa denganku, prediksi ku sih kelihatannya tidak, gesturnya mengatakan seperti itu, mudah-mudahan prediksiku salah.

Aku menyayangkan kepergianmu yang begitu cepat, kau belum sempat memberitahu secara jelas  tentang sifat kaummu, kau belum membisikan trik jitu cara menaklukkan makhluk sepertimu, kau pernah bilang, pria yang menikahimu tidak romantis, pejuang cinta amatir, tapi kenapa kau mau ketika abah bilang i love you.

Seharusnya disela-sela saat kau mengajar mengaji, kau selipkan beberapa petuah, mungkin juga beberapa cara praktis menaklukan wanita. Kalaupun malu buatlah semacam ensiklopedia, tuntunan atau pedoman lengkap, seperti tuntunan sholat lengkap yang kau berikan sebagai hadiah saat aku ranking satu di madrasah dulu.

Emak, tapi tak usah kawatir, anakmu ini jagoan, aku sudah siap perban kalau terjatuh nanti, aku siap menerima kondisi terburuk sekalipun, biar masalah ini kuselesaikan sendiri, aku cuma butuh sedikit keberuntungan juga restu dari Tuhan, selebihnya biar aku yang tangani. Tapi  ada pertanyaan yang sampai saat ini menghantuiku tiap pagi, aku masih penasaran, aku ingin bertanya kepadamu, apakah benar, wanita suka memancing dengan kail untuk beberapa ikan yang berbeda?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun