Budaya plegmatis Masyarakat Thailand Sejak Dulu
Tahukah kamu kalau Thailand adalah satu-satunya negara ASEAN yang tidak pernah dijajah oleh satu negara Eropa pun?
Lebih tepatnya tidak pernah dijajah sepenuhnya. Para Thai Marxist di tahun 1950 menyebut Kerajaan Siam sebagai semi-feodal dan semi-kolonial seperti yang dikutip dari sebuah artikel yang ditulis oleh Hong Lisa di buku Modern Asian Studies (Mei, 2004).
Bayangkan, Thailand diapit oleh negara tetangga yang dijajah. Indonesia dijajah oleh Belanda, Laos, Kamboja, dan Vietnam dijajah oleh Prancis, Malaysia dan Burma dijajah oleh Inggris.
Thailand dikenal pula dengan sebutan Buffer state.
Seperti yang dikutip dari jurnal British and American Influence in Post-War Thailand yang dirilis pada tahun 2009, Inggris dan Prancis telah bersepakat bahwa Thailand adalah wilayah yang merdeka pada tahun 1896 sehingga setelahnya hingga Perang Dunia II Thailand memiliki status "Buffer state".
Raja Chulalongkorn (Rama V) yang memegang tampuk pemerintahan Kerajaan Siam pada tahun 1868-1910 memegang peranan penting menyelamatkan Thailand dari kolonialisasi Eropa. Bagaimanakah caranya?
Jika negara-negara tetangga Thailand dijajah oleh kolonial asing, maka Thailand sendiri lah yang mengadopsi metode kolonial ke dalam tampuk pemerintahannya.
Thailand atau Kerajaan Siam sejak jaman dahulu memiliki budaya "accomodating" terhadap kolonial barat mengingat Thailand yang sangat berhati-hati agar tidak diraup oleh kolonial di sekitarnya. Wajar saja, kerajaan Siam hanyalah kerajaan kecil dimana posisinya diapit oleh kekuatan 2 kolonial, yakni Prancis dan Inggris.
Ini diperparah dengan kebiasaan warga asing yang seenaknya memberi nama sebuah daerah hanya berdasarkan pengamatan mereka saja. Para kolonial ini pun juga tidak peduli bagaimana orang lokal menyebut sebuah daerah. Kedua hal ini berkontribusi terhadap pengaruh penamaan kota Bangkok seperti yang populer dikenal sekarang.
Meskipun secara de facto kerajaan Siam bebas dijajah secara politik, Namun sebenarnya secara ekonomi dan kultural, secara tidak langsung para kolonial terlibat langsung dalam pembuatan peraturan-peraturan. Misalnya tekanan dari kerajaan Inggris perihal monopoli kebun teh di wilayah Thailand.