Belakangan, kaum sarungan menjadi kelompok yang eksis berseliweran di dunia Maya. Entah karena prestasi atau karena usahanya yang tengah melejit. Eksistensi kaum sarungan juga di buktikan pada bulan Oktober ini, dimana akan diadakan peringatan hari santri yakni pada tanggal 22 Oktober. Kemunculan santri sendiri bukanlah hal yang asing bagi rakyat Indonesia, khususnya akhir akhir ini.
Telah bermunculan berbagai macam grup Hadroh atau rebana dengan banyaknya variasi lagu, menggemanya mars Anshor Banser dan yalal Wathon sebagai pembakar semangat santri sebelum hari itu datang. Peringatan sendiri dinilai sebagai pengakuan yang berharga bagi santri pada khususnya, dan bagi para masyarakat pada umumnya.
Yang harus kita garis bawahi, bahwa santri merupakan generasi penerus ulama, mau tidak mau tongkat estafet akan terus bergulir hingga masa mereka kelak. Yang harus kita pahami, bahwa jangan sampai kita menghujat atau menjelekkan santri hanya karena ia buka seorang sarjana. Pengangguran yang lulusan sarjana, S2 tidak bekerja, yang santri bisa kata raya dan sukses juga sangat banyak. Jadi jangan pernah menilai bahwa santri adalah manusia non upaya, santri memiliki upaya dan rezeki sesuai apa yang telah Allah gariskan. Toh mungkin jika kita di berikan kelebihan sekarang, mungkin kita belum mampu menjaganya. Bisa jadi ketika kita sudah siap, maka Allah akan memudahkan jalannya.
Santri bukanlah sebuah profesi, melainkan sebuah identitas. KH Maimun Zubair pernah dawuh " jika suatu hari kalian mengajar entah itu ngaji atau apa, jangan lupa sambil usaha yang lain. Jangan sampai kamu hanya mengharap dari sesuatu yang kamu lakukan tanpa kerja"
Maksudnya beliau memerintahkan agar, jika kita mengajar agama khususnya, akan lebih baik jika kita juga memiliki pekerjaan lain. Karena apa? Mengajar ngaji adalah kewajiban, dan terkadang menjadi sarana untuk mendapatkan uang. Namun, beliau dawuh alangkah baiknya kita memiliki pekerjaan lain, agar hati tidak berharap pada sesuatu yang seharusnya kita lakukan tanpa imbalan apapun, karena menyebarkan ilmu agama adalah suatu keharusan.
Tidak dapat di pungkiri, bahwa zaman yang semakin canggih menjadi petarung handal yang digunakan orang luar untuk meluluhlantakkan hati santri yang sejatinya kuat seperti baja. Ketertinggalan teknologi menjadi daya yang sangat diupayakan oleh pihak pesantren akhir akhir ini. Walhasil, telah banyak bermunculan lomba dan kreasi ala santri, menciptakan inovasi baru, gagasan dan juga iseh kreatif.
KH Nurul Huda Djazuli pernah dawuh " cah ngaji kui wes Ono rezekine dewe, wes rasah khawatir. Angger kok ngaji, mesti Ono rezekine"
MasyaAllah, Allah bahkan telah menjanjikan pahala bagi orang yang menuntut ilmu di jalannya. Semoga kita termasuk golongan santri yang dapat mengamalkan ilmu, mempelajari lebih dalam, mengajarkan pada orang lain, mendapat barokah ilmu dan guru, termasuk orang yang mendapat kebaikan berkat belajar dan menularkan pembelajaran, amiiin.
Kunci sukses menurut abu Yusuf dalam kitab ta'lim adalah : tidak malu bertanya pada siapapun perihal ilmu ( sekalipun lebih muda) dan tidak Bakhil atau pelit berbagi ilmu.
Semoga bermanfaat, selamat hari santri nasional
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H