Mohon tunggu...
MatusBest
MatusBest Mohon Tunggu... Lainnya - Santri

Hobi : membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Prepegan Pasar, Budaya yang Tak Terganti

20 April 2023   17:45 Diperbarui: 20 April 2023   17:46 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Menjelang lebaran, sebagian pengunjung nampak ramai memadati pasar atau toko, bahkan mall. budaya ke pasar oleh para ibu ibu dengan membawa serta barang belanjaan yang teramat banyak adalah budaya yang hingga kini belum pernah tergantikan oleh budaya mewah ala kota besar atau luar negeri sekalipun.

Budaya ini disebut dengan prepegan. Masyarakat Jawa tengah lebih mendefinisikan bahwa prepegan adalah masa habisnya ramadhan yang tinggal menghitung hari dan lebaran yang sudah berada di depan mata. Jika ditelaah, prepegan sendiri sangat identik dengan jualan atau dagangan dipasar entah berjualan makanan, baju ataupun peralatan dapur dan lainnya. Prepegan juga bermakna mrepeg atau berdesakan, jadi prepegan sangat syarat dengan berdesak-desakan antar pembeli dan penjual dipasar.

Sesuatu yang sangat sulit dihindari ketika adanya prepegan adalah harga yang lebih mahal dari biasanya dikarenakan hari raya sudah dekat, dapat juga diartikan bahwa bahan yang dicari akan semakin sulit untuk dijumpai.hal lain yang tak jauh dari isu prepegan adalah kecopetan atau adanya jambret. Kondisi yang ramai dan berdesakan membuat beberapa orang tidak memerhatikan barang bawaannya. Tak jarang ada yang kehilangan uang, handphone atau bahkan barang bawaan yang baru saja mereka beli.

Satu lagi yang identik dengan prepegan di pasar adalah adanya tukang parkir yang menarik uang. Memang, biasanya pasar atau toko tertentu mengadakan jasa parkir, namun tidak berbayar. Sehubungan dengan prepegan, parkir didepan toko bergengsi pun tetap diwajibkan membayar parkir. Sungguh indahnya budaya prepegan yang datangnya setahun sekali ini. Jadikan budaya ini menjadi sesuatu yang dapat dilihat nilai kebaikannya, jangan lupa tetap berhati-hati dimanapun berada.

Semoga bermanfaat 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun