Kau Sendiri
Bulan suci menyambut
Memberi senyum hangat
Rasa kalut pun larut
Berganti derita rumput
Ah, mana boleh lengah
Kau dengar suara gelegar
Kau pecut gelora santri
Dan, Kau pun dimusuhi
Terbaik, detik ini berkutik
Menuntun walau tertatih
Menghentak mesti gagal
Tiada hasil, usaha sia-sia
Lekaslah sembuh, percuma?
Untuk apa mengemis?
Usaplah lukamu, sekarang!
Kau teramat berarti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!