Mohon tunggu...
Ujang Mathoba
Ujang Mathoba Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Manusia biasa yang butuh seseorang untuk menemani kesendirian

Selanjutnya

Tutup

Bola

Globalisasi Hidupkan Industri Sepak Bola

14 September 2016   21:23 Diperbarui: 14 September 2016   21:28 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Muda, tua, anak, remaja, dewasa, pria, wanita, kakek, nenek, hampir semua orang di dunia saat ini menyukai dengan olahraga yang satu ini. Dulu, sepakbola adalah sebuah hiburan rakyat, yang memang sengaja didesain agar semua orang bisa memainkannya. Semua berubah ketika mulai terbentuk club sepakbola, menjadikan yang tadinya sebuah hiburan menjadi sebuah industri besar yang menjanjikan hingga saat ini.

Bukti nyata pengaruh globalisasi terhadap industri ini adalah melonjaknya harga pemain dari masa ke masa. Tahun 1893, Willie Groves diboyong Aston Villa ke West Bromwich Albion hanya dengan uang £100 (baca:pound sterling). Dengan tingkat perekonomian masyarakat dunia yang juga mulai meningkat. Harga pemain sepak bola pun turut meningkat hingga ratusan kali lipat saat ini. Banyak rekor transfer yang terpecahkan setiap periode. Yang terbaru adalah transfer Paul Pogba dari Juventus ke Manchester United (MU) yang menyentuh harga £100 juta.

mansour-bin-zayed-al-nahyan-57d94943527a61a24f101b84.jpg
mansour-bin-zayed-al-nahyan-57d94943527a61a24f101b84.jpg
Tak berhenti di transfer pemain, bukti lainnya adalah saat ini banyak investor yang menamkan modalnya ke sebuah club sepak bola. Mereka bahkan menjadikan industri sepak bola sebagai pasar saham yang sangat menguntungkan. Salah satu contoh adalah Sheikh Mansour bin Zayed bin Sultan Al Nahyan. Manchester City adalah klub biasa di tanah inggris, tapi setelah Sheikh Mansour mengambil alih kepemimpinan, klub itu menjadi besar. Dan saalah satu klub terkaya di dunia. Pertama kali Sheikh Mansour membeli klub dari mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawarta pada tahun 2008 yang senilai US$ 350 hingga US$400 juta atau Rp 4,8 triliun hingga Rp 5,5 triliun. Belum lama ini investor dari China membeli saham dari perusahaan induk dari Manchester City dengan nilai US$ 400 juta atau Rp 5,5 triliun (estimasi kurs: Rp 13.800 per dolar AS). Nilai dana tersebut hanya untuk 13 persen saham saja. Bisa dibayangkan berapa keuntungan yang bisa didapatkan bukan?

quora.com
quora.com
Sponsor yang mungkin dulu hanya sebagai pajangan kaos saja, dan dianggap belum terasa penting. Sekarang menjadi sebuah komponen yang paling penting dalam sebuah klub. Karena mereka adalah salah satu penunjang dana dari sebuah klub. Mereka berani menyuntikkan dana yang sangat besar kepada sebuah klub hanya untuk sebuah label disitu. Beberapa brand olahraga di dunia berlomba-lomba bahkan rela mengeluarkan uang hingga triliunan (rupiah).

Terbukti kan bagaimana menjanjikannya industri sepak bola di dunia? Itu karena banyaknya fans sepak bola yang berada di seluruh dunia. #pknb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun