Mohon tunggu...
Hieronimus MatthewSutiono
Hieronimus MatthewSutiono Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa SMA Kolese Kanisius

Menulis artikel dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Joki Strava: Ingin Sehat Mengapa Dijoki?

17 Juli 2024   17:30 Diperbarui: 26 Juli 2024   19:11 1835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TikTok Rolan Sihombing


Di era digital ini, media sosial bagaikan jendela dunia yang tak hanya menyajikan informasi, tapi juga tren dan gaya hidup. Salah satu tren yang marak di Indonesia adalah olahraga lari. 

Video-video estetik di TikTok, tips-tips dari para konten kreator seperti Rolan Sihombing dan konten kreator lainnya membuat banyak warga Indonesia yang ikut berolahraga karena terlihat keren.

TikTok Rolan Sihombing
TikTok Rolan Sihombing
Namun, di balik semangat berolahraga yang positif, muncul fenomena yang cukup memprihatinkan, yaitu joki Strava. Bagi yang belum familiar, joki Strava adalah jasa yang menawarkan pemalsuan data latihan lari di aplikasi Strava. Pengguna cukup membayar, dan joki akan "berlari" atas nama mereka, menghasilkan data palsu yang kemudian dipamerkan di media sosial.

Motivasi di balik tren ini beragam. Ada yang ingin tampil eksis, menunjukkan pencapaian luar biasa, atau mendapatkan pengakuan sosial. Namun, di balik kesombongan virtual ini, terdapat dampak negatifnya, yaitu:

  • Menurunkan nilai otentik dari olahraga
  • Memicu budaya menyontek dan tidak jujur
  • Memberikan ekspetasi lebih ke orang-orang MALAS

Olahraga lari bukan tentang pencitraan semu, tapi tentang kesehatan, kebugaran, dan pencapaian diri. Bagi para pelari sejati, proses dan disiplin adalah kunci. Tren joki Strava adalah sisi kelam dari budaya "Fear of Missing Out" (FOMO) di media sosial. Mari jadikan olahraga lari sebagai wadah untuk meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan, bukan ajang pamer semu. 

Ingatlah, pelari sejati adalah mereka yang berlari dengan hati dan keringat, bukan dengan joki dan pencitraan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun