Mohon tunggu...
matthew newman
matthew newman Mohon Tunggu... Arsitek - Arsitek

Saya seorang arsitek yang memiliki hobi menulis, fotografi, travelling dan juga dunia psikologi. Untuk kesehatan saya dulu berolahraga martial art tetapi sekarang lebih banyak menekuni yoga. Sebuah kehormatan sekaligus kesenangan bisa berbagi cerita, imajinasi, pemikiran dan pendapat di sini bersama rekan-rekan yang lain. Terima kasih, mari saling berbagi kasih serta cerita yang membangun dan membawa kedewasaan berpikir dan berjiwa besar.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kamu Sang Pencipta Keindahan

21 Juli 2021   09:28 Diperbarui: 21 Juli 2021   10:01 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                                                Imajinasi Into Reality (foto koleksi penulis)

Semenjak kecil tak jenuh-jenuhnya diriku membaca berbagai karya para komikus luar biasa yang sekan tiada habis idenya. Batasan realiti dan imajinasi tidak lagi hitam dan putih. Semuanya menjadi satu dalam karya yang memanjakan kreatifitas kita dalam berkhayal dan berandai-andai. Tintin sang reporter petualang, Lucky Luke si koboi dengan kecepatan menembak melebihi bayangannya sendiri, Tanguey and Laverdure dengan mayday maydaynya, Smurf, Bobo. Ilustrasi yang digambarkan begitu menembus diafragma tipis anatara realitas dan ilusi. Belum lagi karya-karya fenomenal dari asmaraman Koo Ping Hoo dengan Pendekar Super Saktinya, dari dunia barat ada Agatha Christie, Sidney Sheldon, dan masih banyak lagi yang entah bagaimana ada di tanganku untuk kubaca.

Di dunia film banyak kisah-kisah petualangan seperti Indiana Jones dengan Temple of the Doom, Raiders of the Lost Ark, ada lagi King of Solomon Mines, Rambo, Rocky, Commando, Star Wars dan berbagai kisah legendaris yang mempopulerkan banyak artis yang dulunya bukan siapa-siapa menjadi seorang legenda. Kisah Sylvester Stallone, Arnold Schwazeneger, Harrison Ford yang sekarang sudah berusia di atas 70-an. Mereka menjadi legenda dunia perfilman yang sangat menginspirasi kehidupan.

Satu hal yang sering kita lupa adalah semua itu pada awalnya hanya sebuah ide, angan-angan dari seseorang yang ditulis, digambar, diwujudkan dalam sebuah gambar, video, dan akhirnya jadi sebuah sinema indah dilengkapi romantisme, kecantikan, ketegangan, sedikit sensualitas, humor, dan terkadang sindiran politis. Akhirnya bisa menjadi sebuah hiburan bagi banyak orang dan menghasilkan bisnis buat mereka yang pandai mengambil peluang. Jaman dulu popcorn hanyalah makanan yang ada di sirkus-sirkus atau pasar malam kalau di Indonesia. Seiring dengan waktu popcorn menjadi sajian khas ketika kita menonton bioskop. Terlebih di Indonesia, ternyata popcorn yang dijual oleh jaringan bioskop XXI diproduski sendiri oleh pihak XXI dan bukan disuplai oleh pihak ketiga. Luar biasa sekali.

Satu hal yang memang dititipkan oleh Sang Pencipta (Mega Creator) buat kita ciptaannya adalah kreatifitas untuk mencipta, berimajinasi dan berkreasi. Dan dalam level yang sangat jauh dibandingkan makhluk ciptaan yang lain. Meskipun seringkali juga kita melihat karya hewan yang sedap dipandang tapi tetap terbatas di sisi fungsional. Sementara manusia sebagai insan mulia memiliki kreatifitas tak terbatas yang menembus batas fungsi hingga ke seni. Tiada batasan yang bisa ditemukan selam kita terus mencoba.  Bambu yang setahu kita tumbuh lurus, sekarang bisa menghasilkan struktur rangka bangunan yang meliak-liuk dengan indahnya bahkan dengan bentang yang di luar perkiraan. Banyak sekali villa di daerah Ubud, Bali yang mengambil konsep keindahan bambu sebagai unsur eksotisme dan seni yang banyak digandrungi berbagai wisatawan mancanegara. 

Nah ada yang bilang seni itu bakat dari kecil, tapi sepertinya seperti hal yang lainnya, bakat itu hanya 1% sisanya yang 99% adalah ketekunan dan disiplin. Satu persen itu bisa berkembang menjadi 60% jika ditekuni, atau menjadi hilang dengan sendirinya ketika diabaikan atau bahkan dibatasi.  Kadang mereka yang memiliki jiwa seni dianggap aneh, nyentrik, setengah gila, eksentrik hanya karena mereka berpikir, bertindak, dan terbiasa memiliki cara sendiri yang tidak pada umumnya. Bagi mereka yang insecure dengan perasaan dikucilkan akan kembali ke jalur mainstream dan kehilangan sisa unik dan originalitasnya. Sebenarnya bukankah kita semua diciptakan dengan unik, bahkan saudara kembarpun tidak ada yang 100% sama.

Di masa PPKM sekarang ini saat yang tepat untuk mengeksplorasi kembali adakah keunikan dalam diri kita yang sebenarnya menonjol dari waktu kita masih muda. Sesuatu yang membuat kita meras lebih hidup dan seperti terkoneksi dengan Sang Maha Agung ketika melakukan aktivitas itu. Bisa saja hal itu berupa melukis, menulis, bermain musik, menari, menyelam, menelusuri hutan, apapun itu. Saat kita seakan menjadi tuhan melalui karya kita. Ada sesuatu dalam diri yang membuat kita merasa menjadi satu dengan alam semesta ketika menjalaninya. Sesuatu kegiatan yang bahkan membuat kita merasa bahkan siap mati sesudah melakukannya karena seolah tujuan penciptaan kita sudah selesai (dalam arti positif tentunya). Sebuah kepuasan batin dan jiwa. Melakukan sebuah karya yang menembus batas antara surga dan dunia, dan melakukannya bukan hanya sekedar untuk menghasilkan uang. Tetapi sesuatu yang jauh lebih bernilai. Karena kita bukanlah sekedar tubuh dan pikiran, kita sesuatu yang jauh lebih besar dari kedua hal itu. Begitu kata guru yoga saya yang selalu berkeliling dunia untuk membuat konten-konten panduan yoga yang begitu indah dan sangat mendamaikan.

Temukan diri kembali, berkarya melebihi batasan kemampuan, ketika hati, pikiran dan jiwa menyatu dan berkarya melalui tubuh menghasilkan Maha Karya yang membuat yang melihatnya berdecak kagum dan mengakui keberadaan Tuhan Sang Pencipta segalanya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun