Mohon tunggu...
Matthew Moreno Katoroy
Matthew Moreno Katoroy Mohon Tunggu... Mahasiswa - SMA Kolese Kanisius Jakarta

Saya adalah seorang mahasiswa yang mencoba mengungkap segala minat saya dalam artikel yang saya tulis

Selanjutnya

Tutup

Money

Adidas vs Puma: Dari Perselisihan Keluarga hingga Mendunia

19 Mei 2024   16:00 Diperbarui: 19 Mei 2024   16:22 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Ketika kita berbicara tentang persaingan ikonik dalam dunia olahraga, nama Puma dan Adidas pasti muncul di benak. Kedua raksasa industri pakaian olahraga ini memiliki sejarah persaingan yang tidak hanya dipenuhi dengan inovasi dan kompetisi sengit, tetapi juga dengan drama keluarga yang memanas. Mari kita telusuri bagaimana persaingan ini dimulai dan berkembang menjadi salah satu kisah paling menarik dalam sejarah bisnis.

Cerita ini dimulai di kota kecil Herzogenaurach, Jerman, pada awal abad ke-20. Di sana, dua bersaudara, Adolf (Adi) Dassler dan Rudolf Dassler, mendirikan sebuah perusahaan sepatu bernama Gebrder Dassler Schuhfabrik pada tahun 1924. Awalnya, bisnis mereka berkembang pesat. Sepatu buatan mereka mulai mendapatkan perhatian internasional, terutama setelah dipakai oleh atlet-atlet terkenal seperti Jesse Owens dalam Olimpiade 1936, yang berhasil meraih empat medali emas.

Namun, setelah Perang Dunia II, hubungan antara kedua saudara ini mulai memburuk. Alasan pasti di balik perpecahan mereka tidak sepenuhnya jelas, tetapi berbagai teori mencuat, mulai dari perbedaan pandangan politik hingga perselisihan pribadi. Pada tahun 1948, konflik ini mencapai puncaknya dan mereka memutuskan untuk berpisah. Adi mendirikan Adidas, singkatan dari "Adi Dassler", sementara Rudolf mendirikan Ruda, yang kemudian diubah namanya menjadi Puma.

Kedua perusahaan ini tidak hanya berkompetisi dalam bisnis, tetapi juga secara sosial. Herzogenaurach terbagi menjadi dua kubu: pendukung Puma dan pendukung Adidas. Kedua perusahaan berusaha keras untuk mendominasi pasar dan sering kali terlibat dalam taktik pemasaran yang agresif. Persaingan mereka tercermin dalam banyak aspek, termasuk sponsor atlet dan tim olahraga.

Pada tahun 1954, Adidas mencetak kemenangan besar dengan mendukung tim nasional Jerman Barat yang memenangkan Piala Dunia FIFA. Sepatu sepak bola dengan cleat yang bisa diganti-ganti, inovasi dari Adidas, menjadi salah satu faktor kemenangan tersebut. Puma tidak tinggal diam dan terus berinovasi dengan teknologi dan desain baru, serta menggandeng atlet-atlet terkenal sebagai duta merek mereka.

Seiring waktu, baik Adidas maupun Puma berkembang menjadi merek global yang dikenal di seluruh dunia. Mereka tidak hanya memproduksi sepatu olahraga, tetapi juga berbagai jenis pakaian dan aksesoris olahraga. Adidas, misalnya, dikenal dengan tiga garis khasnya, sementara Puma terkenal dengan logo puma yang melompat.

Persaingan antara Puma dan Adidas tidak hanya meninggalkan jejak pada sejarah industri pakaian olahraga, tetapi juga memengaruhi budaya populer. Adidas yang pada tahun 1970-an mengeluarkan sepatu adidas samba yang hingga saat ini menjadi icon dunia fashion dalam bidang sepatu dan alas kaki.

Hingga hari ini, Puma dan Adidas terus berinovasi dan bersaing untuk mendapatkan tempat terdepan di pasar global. Mereka terus mengembangkan produk baru dan mencari cara untuk tetap relevan di dunia yang terus berubah. Persaingan mereka adalah bukti bahwa dari konflik dan perpecahan bisa muncul inovasi dan pertumbuhan yang luar biasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun