Mohon tunggu...
Matthew Moreno Katoroy
Matthew Moreno Katoroy Mohon Tunggu... Mahasiswa - SMA Kolese Kanisius Jakarta

Saya adalah seorang mahasiswa yang mencoba mengungkap segala minat saya dalam artikel yang saya tulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teks Tanggapan Mengenai Pemimpin yang Humoris, Gus Dur

28 Mei 2023   09:37 Diperbarui: 28 Mei 2023   09:44 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ditulis oleh Matthew Moreno Katoroy X3/18

Disunting oleh William Benito Purnama (WBP/34)

Saya sangat setuju dengan opini dari penulis yang menggambarkan pemimpin yang humoris. Menurut saya pemimpin yang humoris merupakan salah satu elemen kunci pendamai bangsa, bisa kita lihat di era Presiden Abudarrachman Wahid, jarang sekali terjadi pertikaian antar kelompok mansyarakat. Melalui candaan-candaan yang dilontarkan oleh beliau, membuat masyarakat menjadi lebih sadar bahwa pentingnya sebuah humor dalam menyatukan perbedaan.

Serta menurut saya pemimpin suatu negara tidaklah harus selalu serius dan berlatar-belakang di politik. Contoh dari pemimpin dunia lainnya yang humoris adalah presiden Ukraina Vloydomir Zelinski. Beliau belatar-belakang sebagai seorang pelawak dan sering tampil di acara televisi Ukarian, tetapi sekarang beliau sudah menjadi pemimpin di negaranya. Sama halnya dengan Gus Dur, beliau bukan berasal dari latar belakang politik tetapi beliau merupakan seorang kyai, dengan humor dan sindiran beliau membuat masyarakat Indonesia mejadi lebih dewasa dalam bermasyarakat.

Sindiran zaman sekarang merupakan hal yang sangat sensitif di mata publik, padahal zaman dulu sindiran sering dilontarkan oleh masyarakat bahkan Presiden Abdurrachman Wahid pun sering melontarkan sindiran kepada pelaksana kegiatan politik di Indonesia dalam bentuk anekdot. Tetapi mirisnya zaman sekarang, sindiran sering dikaitkan dengan pencemaran nama baik dan berujung dengan dipolisikan, seperti seorang Pria kepualuan Sala, Maluku Utara yang dipolisikan karena menggungah sindiran dari Gus Dur kepada Jenderal Hoegeng Imam Santoso.

Penulis artikel tersebut dapat dengan baik menggambarkan suasana publik pada saat ini dimana masyarkat dan tokoh-tokoh publik terkesan anti kritik dan candaan. Poin-poin yang penulis sampaikan benar-benar dapat memberikan gambaran kepada masyarakat serta menyadarakan dapat masyarakat akan kebiasaan mereka yang terkesan anti kritik dan candaan. Kemudian penulis dapat menarasikan dengan baik mengenai profil dari Gus Dur, kebiasaan beliau serta kehidupan beliau sehingga pembaca dapat seakan-akan mengenal lebih dekat dengan Gus Dur.

Menurut saya penulis juga ingin menyentil masyarakat zaman sekarang yang kerap kali "baperan" atau mudah tersinggung dengan sebuah candaan dan kritikan. Hal ini juga didukung oleh Undang-Undang ITE yang terkesan rancu dan tidak ada batasan yang jelas, sehingga para masyarakat dan tokoh publik pun dapat melaporkan orang lain dengan seenak mereka dengan mengatas-namakan UU ITE. Penulis berharap juga agar para masyarakat dan tokoh publik lebih terbuka dan tidak sensitif terhadap suatu candaan dan kritikan di media sosial.

Salah satu bentuk kritikan yang paling umum digunakan oleh publik dalam menyatakan sebuah kritikan terhadap suatu pihak adalah dengan teks anekdot. Teks anekdot dipilih oleh publik karena teks anekdot terkesan lebih sopan karena bentuknya tidak secara terang-terangan dalam mengkritik melainkan dibalut dalam sakras dan candaan. Lalu apa sih teks anekdot?

Teks anekdot adalah jenis teks yang berisi cerita pendek atau humor, biasanya mengandung humor atau ironi, dan seringkali bedasarkan pengalaman kehidupan nyata. Anekdot sering digunakan untuk memberikan contoh atau ilustrasi lisan atau tertulis yag lucu, dan dapat digunakan untuk menghibur atau mendidik orang lain. Teks anekdot biasanya disajikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami serta memiliki struktur naratif yang jelas, seperti pengenalan tokoh, peristiwa dan akhir cerita yang menarik. Contohnya sebagai berikut :

Kursi Lupa Ingatan

Sambil menunggu guru masuk kelas, beberapa anak bercanda di salah satu sudut kelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun