Kecelakaan penerbangan Malaysia Airlines MH370 pada tanggal 8 Maret 2014 merupakan salah satu tragedi penerbangan terbesar dalam sejarah penerbangan modern. Pesawat Boeing 777 ini hilang saat dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing dengan 239 orang penumpang dan awak di dalamnya. Pesawat MH370 dikabarkan terlihat terakhir kali di radar pada tanggal 9 Maret 2014 pada pukul 1:20 waktu setempat di daerah sekitar Laut Cina Selatan, tetapi setelah itu pesawat MH370 hilang dari radar secara tiba-tiba bagai ditelan bumi.Â
Setelah lebih dari sembilan tahun, kebenaran tentang kecelakaan MH370 masih menjadi misteri yang belum terpecahkan sepenuhnya. Meskipun sudah dilakukan upaya pencarian yang luas dan intensif, termasuk melibatkan tim penyelam, pesawat khusus, dan teknologi modern seperti sonar dan satelit, namun tidak satu pun bangkai pesawat yang ditemukan. Hanya beberapa bagian kecil yang ditemukan di pantai Afrika timur yang diyakini berasal dari MH370.
Ada beberapa teori yang muncul untuk menanggapi misteri jatuhnya pesawat MH370, berikut beberapa teorinya :
Teori Pertama: Masalah Teknis
Salah satu teori yang paling umum adalah masalah teknis pada pesawat. Ada kemungkinan bahwa pesawat mengalami kerusakan mekanis atau masalah sistem yang menyebabkan hilangnya kendali dan kemudian jatuh ke laut. Beberapa faktor yang mendukung teori ini termasuk hilangnya sinyal transponder pesawat, yang mengindikasikan bahwa pesawat mungkin mengalami masalah sistem, dan laporan bahwa pesawat tersebut telah mengalami masalah teknis sebelumnya. Namun, beberapa ahli skeptis terhadap teori ini karena beberapa alasan. Pertama, kejadian ini sangat jarang terjadi pada pesawat modern dan biasanya terjadi karena kelalaian dalam perawatan dan inspeksi pesawat. Kedua, prosedur keselamatan penerbangan modern telah dirancang untuk meminimalkan risiko kerusakan teknis dan mencegah kecelakaan.
Teori Kedua: Kehabisan Bahan Bakar
Teori kedua adalah bahwa pesawat kehabisan bahan bakar dan jatuh ke laut setelah terbang secara otomatis selama beberapa jam. Ada beberapa bukti yang mendukung teori ini, termasuk data radar yang menunjukkan bahwa pesawat mungkin telah berbelok tajam dan bergerak ke arah selatan, yang menunjukkan bahwa pesawat mungkin telah kehabisan bahan bakar dan jatuh ke laut di dekat Samudra Hindia. Namun, teori ini juga dikritik oleh beberapa ahli. Pertama, jika pesawat benar-benar kehabisan bahan bakar, maka prosedur keselamatan modern memungkinkan pesawat untuk mendarat di beberapa bandara alternatif. Kedua, pesawat telah dirancang untuk terbang dengan jumlah bahan bakar yang cukup untuk menyelesaikan perjalanan ke tujuan dan cadangan tambahan, yang berarti bahwa pesawat harus bisa terbang selama sekitar 8 jam dengan bahan bakar yang tersedia.
Teori Ketiga: Pilot Zaharie Ahmad Bertanggung Jawab
Menurut salah Jurnalis pengamat penerbangan Jeff Wise, menjelaskan bahwa pilot yang sedang bertugas pada saat penerbangan MH370 merupakan orang yang paling bertanggung jawab pada jatuhnya pesawat MH370. Jeff menjelaskan bahwa kronologi yang memungkinkan adalah saat pesawat MH370 terbang di daerah Laut Cina Selatan dan hendak menghubungi air traffic di Ho Chi Minh City di Vietnam Utara, Pilot Zaharie Ahmad dengan sengaja memutus jalur komunikasi ke air traffic terdekat dan mematikan lampu dari pesawat MH370 agar tidak terdeteksi radar. Kemudian setelah itu Pilot Zaharie Ahmad menyuruh Co-Pilot untuk mengambil barang pada area kabin pesawat, pada saat itu Pilot Zaharie Ahmad mengunci pintu kokpit dan mulai merubah arah lajunya pesawat ke arah Barat Daya dan menuju Samudra Hindia. Kemudian setelah berhasil merubah arah pesawat, pilot Zaharie Ahmad menurunkan tekanan udara pada daerah kabin agar seluruh penumpang dan awak pesawat menjadi tidak sadarkan diri dan Pilot Zaharie Ahmad dapat leluasa menjalankan misinya untuk melakukan aksi bunuh diri. Pilot membelokkan pesawatnya ke arah barat daya menuju samudera hindia sampai pesawat kehabisan bahan bakar. Setelah pesawat kehabisan bahan bakar, Pilot Zaharie Ahmad menukikan arah pesawat ke arah Samudera Hindia.
Teori ini didukung oleh ditemukannya keberadaan simulasi pesawat Boeing 777 pada rumah Pilot Ahmad Zaharie yang merupakan pesawat yang digunakan pada penerbangan MH370. Rute yang ditampilkan pada simulasi penerbangan tersebut merupakan rute yang sama pada saat penerbangan MH370 dan rutenya pada simulasi tersebut diarahkan pada area Samudera Hindia.
Namun, meskipun berbagai upaya pencarian yang dilakukan, keberadaan MH370 tetap belum ditemukan secara pasti. Pada Januari 2017, pemerintah Malaysia memutuskan untuk mengakhiri upaya pencarian setelah pencarian selama tiga tahun, meskipun beberapa pihak mengecam keputusan ini dan meminta pencarian dilanjutkan.