Mohon tunggu...
Matthew Felizio
Matthew Felizio Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - ....

untuk sekolah

Selanjutnya

Tutup

Film

Resensi Film "Tanda Tanya"

13 Maret 2022   21:50 Diperbarui: 13 Maret 2022   21:51 1421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Resensi Film Tanda Tanya

Berbagai macam agama yang tersebar di seluruh penjuru dunia mulai dari barat ke timur sampai selatan ke utara. Agama tersebut tidak lain yaitu agama Katolik, Islam, Kristen, Hindu, Buddha, Konghucu, dan masih banyak agama yang sebenarnya ada tetapi tidak banyak orang tahu keberadaannya. Keberagaman jenis agama yang ada di dunia merupakan suatu karya indah ciptaan Tuhan untuk mewarnai dunia, tetapi banyak orang menggunakan agama sebagai alat untuk menguasai dunia dengan agama mereka masing-masing yang dapat membuat dunia hancur dikarenakan keberagaman agama. Padahal jika manusia bisa saling menghargai dan menjaga persatuan sesama, dunia pun dapat terjaga dan menghentikan kehancuran ditengah perbedaan ini. Sehingga manusia pun menjadi damai dan dapat saling menyebarkan kasih daripada menyebarkan kebencian.

Film Tanda Tanya yang dirilis pada tanggal 7 April 2011 disutradarai oleh Hanung Bramantyo ini berhubungan dengan topik yang saya sampaikan diawal. Film ini menceritakan kondisi masyarakat Indonesia di tengah perbedaan agama, banyak kriminalitas yang terjadi dikarenakan terjadi perselisihan antara agama yang berbeda. Mereka membela agama mereka masing-masing dan melecehkan agama lain sehingga terjadilah perpecahan disana. Menghargai hari raya masing-masing menjadi masalah di masyarakat tersebut sehingga banyak orang disana saling melecehkan agama lain.

Di sebuah daerah dekat Pasar Baru di Semarang, disana hidup banyak keluarga dari berbagai agama maupun keyakinan. Dikelilingi bangunan tempat orang berdoa untuk menyembah masing-masing kepercayaan mereka agar diberi keselamatan maupun berkat setiap harinya. Masyarakat tersebut hidup di lingkungan yang sama dengan banyak konflik yang bermunculan, antara lain disebabkan oleh perbedaan mereka masing-masing. Tetapi di tengah konflik, mereka juga berusaha untuk menyelesaikannya bersama-sama.

Sebuah keluarga beragama Buddha membuka restoran di area Pasar Baru dan menyediakan menu makanan berbasis Chinese Food tetapi mereka juga menyediakan makanan halal untuk menghargai agama lain agar warga beragama lain juga dapat menikmati masakan restoran keluarga tersebut. Restoran tersebut juga memiliki pegawai yang beragama Islam, ini membuktikan bahwa keluarga tersebut tidak melakukan rasisme terhadap agama lain. Pegawai tersebut bernama Menuk, tinggal bersama dengan seorang suami dan seorang anak. Suami Menuk bernama Soleh tidak memiliki pekerjaan, sedangkan Menuk bekerja di tempat restoran keluarga Tan Kat Sun yang membuat Soleh cemburu terhadap istrinya.

Film ini merupakan film ke-14 dari Hanung Bramantyo yang menceritakan konflik antar keluarga maupun pertemanan di daerah Pasar Baru di Semarang, Jawa Tengah. Film ini bertemakan pluralisme agama di Indonesia yang rawan terjadi konflik di tengah keberagaman agama. Mengetahui banyak konflik yang terjadi di kalangan masyarakat, banyak yang tidak menghargai satu sama lain, melecehkan agama lain, dan memiliki masalah pribadi. Di dalam film tersebut juga disertakan bagaimana masyarakat melalui permasalahan-permasalahan itu untuk mencapai kehidupan yang sejahtera.

Film ini berhasil mendapatkan 9 nominasi Festival Film di Indonesia pada tahun 2011. Film ini juga memenangkan Piala Citra sebagai Sinematografi Terbaik karena gambar yang ditampilkan film tersebut membuat penonton tertarik untuk menonton film tersebut. Tetapi beberapa penonton mengkritik bahwa film tersebut dikarenakan terlalu liberal. Dikritik banyak masyarakat dikarenakan unsur pesan pluralismenya yang bisa dibilang melecehkan agama Islam.

Kelebihan dari Film ini memiliki gambaran yang kuat untuk menceritakan kondisi masyarakat Indonesia di tengah perbedaan agama. Film ini menghadirkan beberapa aktor terkenal seperti Henky Solaiman, Reza Rahadian, Rio Dewanto, dan yang lainnya. Banyak orang mendapatkan pesan dari film ini negatif, tetapi menurut saya sebaliknya, saya bisa belajar dari kesalahan masyarakat yang ada pada film tersebut. Dari film ini, banyak pesan menarik dan positif sebagai pembelajaran kita di tengah keberagaman masyarakat sehingga menghindari terjadinya konflik antara masyarakat.

Kekurangan dari film ini yaitu produser menghadirkan berbagai macam cara untuk menceritakan kondisi masyarakat yang asli dengan adegan yang mungkin beberapa penonton tersinggung akan hal tersebut. Adegan film dalam film tersebut mengandung unsur liberal yang menggambarkan masyarakat Islam pada pandangan masyarakat menjadi negatif. Salah satu adegan film dimana orang Islam membunuh pastor di gereja dan Soleh mencoba untuk meledakkan gereja merupakan suatu pesan yang dapat menyinggung masyarakat beragama Islam karena berbuat demikian. Sempat dikritik oleh penonton bahwa penyampaian pesan film tersebut ditegaskan kembali karena menyinggung masyarakat beragama Islam dan masyarakat tersebut menanggapi bahwa adegan yang terjadi di film tidaklah benar.

Setelah berbagai macam analisis yang saya telusuri di Internet bahwa film ini direkomendasikan untuk semua kalangan masyarakat. Tetapi saya anjurkan untuk masyarakat yang tidak menganggap hal di film sebagai hal yang serius dan bukan dijadikan sebagai bahan konflik karena melecehkan agama. Film ini mengajak kita untuk melihat kondisi/situasi di sekitar kita secara lebih dalam karena kita tidak tahu apa yang dapat terjadi dimana-mana dan kita juga diajak untuk lebih menghargai sesama walaupun berbeda dari segi ekonomi, ras, budaya, agama, dan lain-lain agar tidak terjadi permasalahan yang besar dalam negara kita. Maka dari itu, marilah kita semakin menghormati dan menjaga kesatuan bangsa kita ditengah keindahan perbedaan masing-masing dari kita demi kesejahteraan negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun