Apa itu Aktuaris?
Apa yang dimaksud dengan aktuaris? Menurut Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI), aktuaris merupakan seorang ahli yang dapat mengapliaksikan teori matematika, probabilitas, dan statistika, serta ilmu dalam ekonomi dan keuangan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan nyata pada sebuah bisnis, terutama yang berhubungan dengan risiko seperti perusahaan asuransi. Aktuaria muncul sejak abad ke-17 pada saat permintaan untuk produk asuransi yang berjangka panjang meningkat, adanya pertanggungjawaban jangka panjang ini diperlukan penyisihan sejumlah asset untuk menutup kewajiban yang akan terjadi pada masa mendatang seperti asuransi jiwa. Penyisihan tersebut diperlukan perhitungan dalam hal probabilitas atas kejadian yang mungkin terjadi pada masa mendatang, dengan adanya perkembangan zaman, adanya matematika yang lebih kompleks dapat membantu aktuaris untuk melakukan perhitungan yang lebih akurat dan masuk akal.
Aktuaris merupakan profesi yang cukup baru di Indonesia dan memiliki berbagai fungsi dalam berbagai sektor pekerjaan. Dalam hal perusahaan yang berhubungan dengan asuransi, aktuaris secara umumnya bekerja sebagai penerjemah risiko, penaksir, dan menghitung kemungkinan kapan risiko akan terjadi. Namun tidak hanya di bagian asuransi saja, berdasarkan dari Macquarie University Sydney, Australia dijelaskan bahwa aktuaria adalah suatu proses yang sering dikaitkan dengan investasi Pada segi investasi, aktuaris umumnya bekerja dalam hal manajemen risiko, asuransi, investasi asset, dan menghitung detil berbagai risiko keuangan yang bisa saja terjadi karena adanya kegiatan perekonomian.
Berdasarkan OJK (Otoritas Jasa Keuangan), berikut merupakan tugas yang harus dikerjakan oleh seorang aktuaris adalah:
- Memastikan kualitas data statistik perusahaan aktuaris.
- Mengevaluasi dan memperkirakan keuangan suatu perusahaan.
- Melakukan perhitungan cadangan teknis perusahaan asuransi.
- Berpartisipasi dalam penerapan manajemen risiko.
- Mengevaluasi aspek aktuaria dalam perusahaan asuransi untuk mengimprovisasi kinerja dalam segi memprediksi risiko yang terjadi sekitar perusahaan.
Jumlah Aktuaris yang Sedikit di Indonesia
Dalam artikel yang dituliskan oleh Andrew Michael Farrel Oey yang berjudul: "Jumlah Aktuaris di Indonesia masih sangat Minim, Ada Apa dengan Profesi Ini?" sang penulis menjelaskan mengapa aktuaris di Indonesia berjumlah sedikit walaupun prospek kerja untuk aktuaris banyak. Hal ini dikarenakan pekerjaan tersebut sedang dibutuhkan oleh para perusahaan-perusahaan besar, terutama perusahaan asuransi. Artikel tersebut juga menjadi sebuah sarana untuk menjelaskan serta mempromosikan profesi pekerjaan aktuaris. Berdasarkan artikel itu, aktuaris merupakan salah satu profesi pekerjaan yang baru dan mulai menjadi populer belakangan ini serta memiliki prospek pekerjaan yang besar dalam sektor keuangan terutama dalam bidang asuransi dan reasuransi. Namun, jumlah aktuaris di Indonesia masih sedikit. Berdasarkan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Indonesia hanya memiliki 51% dari jumlah kebutuhan aktuaris di Indonesia. Berdasarkan data dari Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), hanya terdapat 22 perusahaan yang memiliki gelar Fellow Society of Actuaries of Indonesia (FSAI) dari 85 perusahaan asuransi umum di Indonesia. Pernyataan tersebut diperkuat dengan adanya kutipan dari Dody A.S. Dalimunthe, Direktur Eksklusif AAUI yang menyatakan bahwa Indonesia hanya memiliki 536 aktuaris secara keseluruhan, padahal target yang diperlukan Indonesia untuk memenuhi berbagai perusahaan yang ada adalah sebanyak 3.000 aktuaris ditambah dengan fakta bahwa OJK mewajibkan setiap perusahaan asuransi untuk setidaknya memiliki 1 akturaris dan bekerja sama dengan universitas yang bertujuan untuk mengembangkan ilmu aktuaria di Indonesia.
Menurut sang penulis, hal tersebut terjadi karena tidak banyak orang yang tertarik dalam profesi yang membutuhkan kemampuan dalam ilmu matematika ekonomi dan berbagai kemampuan lainnya. Selain itu, kualifikasi untuk menjadi aktuaris tergolong sulit dan memiliki tanggung jawab yang besar. Kontribusi yang dimiliki seorang aktuaris memang sangat besar, seperti menjaga kestabilan keuangan jangka panjang dalam perusahaan asuransi. Sebuah perusahaan asuransi diperlukan untuk menyisihkan sebagian asetnya agar kebutuhan biaya dapat terpenuhi karena perusahaan tersebut digerakkan dengan peristiwa yang tidak dapat diprediksi sehingga diperlukan untuk dikalkulasi oleh seorang aktuaris agar tercapai konsistensi dan kestabilan.
Dalam artikel yang dituliskan oleh Geoff Keast yang berjudul: "The Global Actuarial Shortage and The Role Automation Can Play", Ia menuliskan bahwa berdasarkan dari Biro Tenaga Kerja Statistika, permintaan untuk aktuaria diprediksikan akan meningkat sebesar 24% dari kurun tahun 2020-2030 -- lebih cepat dibandingkan profesi lainnya. Namun, pada saat ini, ketersediaan aktuaris tidak sebanding dengan permintaan yang dibutuhkan.
Menurut penulis, hal tersebut terjadi karena adanya pertumbuhan karir yang menguntungkan dalam ilmu data dan ilmu komputer yang menawarkan alternatif menarik bagi orang yang secara tradisional mengikuti jalur aktuaris. Pekerjaan dalam hal bidang data dan ilmu komputer juga memiliki gaji awal yang serupa dengan aktuaris, walau kedua bidang tersebut tidak melibatkan proses sepanjang seorang aktuaris yang berkualitas, dan ditambah dengan adanya pertumbuhan kesempatan untuk menjalani karir yang lebih bervariasi. Ia juga menambahkan bahwa faktor kurangnya aktuaris terjadi karena proses pembelajaran yang sulit dimana sang pelajar harus sangat mendalami ilmu analisis data dan memakan waktu yang relatif lama untuk mengandalkan penggunaan pengetahuannya sehingga menyita waktu dan perhatian.
Permasalahan mengenai kurangnya jumlah aktuaris di Indonesia bagaikan sebuah kapal yang berlayar  tanpa navigator. Seorang navigator memiliki peran untuk memberikan arah dan langkah yang harus dijalani kapal agar dapat tetap utuh dan sampai ke destinasi yang ingin dituju. Namun, jika sebuah kapal berlayar tanpa sebuah navigator. Perusahaan asuransi bagaikan kapal, aktuaris bagaikan navigatornya, dan keuntungan bagaikan destinasi yang dituju. Kapal yang berlayar tidak mengetahui arah dan tujuannya sehingga kapal tersebut dapat berisiko tersesat dan bahkan mengahadapi situasi yang dapat membahayakan kapalnya.
Masa Depan untuk Aktuaris
Aktuaris merupakan sebuah profesi yang sedang banyak dicari untuk saat ini, namun apa yang akan terjadi jika permasalahan ini belum diselesaikan dalam 20 tahun mendatang? Kita telah ketahui bahwa pada kurun tahun 2020-2030, permintaan akan pekerja aktuaris sudah meningkat sebanyak 24%, maka dari itu, sudah dipastikan bahwa permintaan akan bertambah lebih banyak dalam 20 tahun kedepan. Namun, jika pertumbuhan beserta eksistensi profesi aktuaris tidak diperkenalkan kepada masyarakat luas, maka jumlah aktuaris di Indonesia tidak akan meningkat dengan pesat. Salah satu faktor ketidakminatan dari profesi tersebut disebabkan dengan adanya keperluan kemampuan dalam ilmu matematika dan data yang tinggi dimana tidak banyak murid saat ini merasa tertarik dengan jurusan tersebut. Namun, saya melihat bahwa orang-orang belum terlalu mengetahui mengenai adanya pembelajaran aktuaris. Misalnya, beberapa minggu yang lalu, saya sempat mengatakan teman-teman saya bahwa saya memiliki keminatan dalam mengikuti aktuaria, teman-teman saya masih belum mengetahui atau memahami apa itu aktuaria dan apa saja tugasnya. Maka dari itu, jika permasalahan belum diselesaikan, maka perusahaan asuransi akan berisiko untuk mengalami kerugian sebab mereka tidak memiliki panduan dalam mengambil keputusan sehingga mereka terpaksa harus mengambil risiko sehingga para nasabah juga akan berisiko mengalami ketidakstabilan dalam asuransi. Oleh karena itu, kita bisa melihat mengapa aktuaris memiliki peran yang penting.
Maka dari itu diperlukan sebuah cara agar permasalahan itu  dapat diselesaikan atau setidaknya dikurangi, yaitu: