Mohon tunggu...
Matthew Glendy Mamangkey
Matthew Glendy Mamangkey Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta program studi Ilmu komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Media Korporasi dan Kepemilikannya

2 Oktober 2024   00:03 Diperbarui: 2 Oktober 2024   01:56 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dunia saat ini semakin maju begitu juga dengan teknologi yang semakin pesat. Hal tersebut juga menyebabkan penyebaran informasi makin cepat. Masyarakat semakin haus akan informasi, sehingga mendesak penyedia informasi untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka. oleh sebab itu media korporasi hadir sebagai salah satu penyedia informasi bagi masyarakat. Media korporasi merupakan media yang bertugas mengelola dan memproses informasi agar menjadi seragam.

Media korporasi seringkali dikaitkan dengan konglomerat besar yang berorientasi pada keuntungan dan memiliki pengaruh besar terhadap ekosistem informasi. Konglomerat tersebut memiliki sumber daya yang besar sehingga tidak jarang dilihat adanya beberapa media yang dimiliki oleh satu orang yang sama. 

Oleh sebab itu, media korporasi memiliki fokus pada mencari manfaat bagi pihak-pihak yang mencari kekuasaan. Pihak korporasi media juga menyadari untuk mendapatkan keuntungan, mereka harus mengedepankan aspek profit daripada kepentingan publik, dimana hal ini jika tidak dilakukan mereka akan mengalami penurunan profit.

Praktik meida korporasi juga terjadi di Indonesia, dimana terdapat beberapa konglomerat yang memiliki perusahaan media, yaitu: CT Corp (milik Chairul Tanjung), Global Mediacom (milik Hary Tanoesoedibjo), EMTEK (milik Eddy Kusnadi Sariaatmadja), Visi Media Asia (milik Bakrie Group), Media Group (milik Surya Paloh), Berita Satu Media Holding (milik Keluarga Riady), Jawa Pos (milik Dahlan Iskan), dan Kompas Gramedia (milik Jakoeb Oetama. Beberapa konglomerat tersebut memiliki lebih dari satu perusahaan media.

Banyak pengaruh yang dapat ditimbulkan dari kepemilikan pada satu pihak. Informasi yang disajikan ke masyarakat cenderung mempromosikan agenda tertentu, membatasi juga sudut pandang yang berbeda sehingga informasi yang ada menjadi sepihak dan tidak beragam. 

Hal tersebut juga sejalan dengan adanya potensi konflik kepentingan, dimana perusahan media yang dimiliki satu memungkinkan sebuah informasi diarahkan untuk mendukung tujuan tertentu, misalnya promosi produk atau perusahaan miliknya, sembari menjatuhkan kompetitor. 

Hal yang lebih parah dapat terjadi ketika konglomerat-konglomerat pemegang perusahaan media terjun ke politik, dimana perusahaan media cenderung tidak netral sehingga menciptakan bias informasi untuk mendukung pemiliknya atau partai politik tertentu. Oleh sebab itu, perusahan media mampu mengontrol opini publik untuk dapat mempercayai apa yang mereka ceritakan.

Hal terpenting yang akan ditimbulkan oleh pemilik perusahan perusahaan media yang terjun ke politik adalah mengurangi kebebasan pers. Media yang dikuasai 'politisi' cenderung berpihak pada kepentingan pemiliknya, sehingga liputan kritis terhadap kebijakan atau tindakan akan ditekan atau dihilangkan. media yang dikuasai politisi mampu mendukung sebuah narasi yang memperkuat posisi politisi tersebut yang mana ini mampu mengorbankan prinsip netralitas dan objektivitas jurnalistik, tidak hanya itu media ini juga dapat mengurangi ruang oposisi atau kritik. 

Hal ini seharusnya tidak dilakukan oleh media korporasi karena jurnalis memiliki peran penting sebagai anjing penjaga, mengontrol tiap informasi yang beredar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun