Anekdot dan cerita-cerita lucu yang digunakan sebagai kritik sudah sering kali digunakan oleh Presiden keempat kita, Gus Dur. Ia membawakannya secara sopan dan lucu, hal yang patut ditiru. Ia telah mengkritik banyak hal dengan cara seperti ini dan hal yang dibahas seringkali benar, walaupun kesannya kurang enak didengar. Namun saat orang lain melakukannya siapapun itu pun malah ditahan. Situasi tersebut sangatlah lucu.Â
Anekdot adalah cerita pendek yang mengandung suatu pengalaman yang dapat membuat orang lain tertawa, terhibur, atau merenung. Biasanya, anekdot dibuat dalam bentuk narasi yang singkat dan padat dengan mengambil contoh kejadian nyata.Â
Contoh teks anekdot: Suatu hari di SMP Negeri Maju sedang ada kelas pelajaran Bahasa Indonesia. Di tengah-tengah penjelasan, guru bahasa Indonesia menyelipkan pertanyaan kepada murid-muridnya.Â
Bu Guru : "Murid-muridku sekalian, apakah kalian tahu permasalahan pemerintah Indonesia yang sering kita jumpai di televisi?"Â
Dono : "Banjir bu, pemerintah Indonesia sepertinya susah menyelesaikan permasalahan ini." Â
Bu Guru : "Yap, tepat sekali Dono! Menurut kamu, daerah mana yang sering terjadi kebanjiran?"Â
Dono : "Menurut saya gedung DPR bu." Â
Bu Guru : "Apa alasanmu memilih gedung DPR Dono?"Â
Dono : "Banjir itu biasanya karena kebanyakan sampah, dan gedung DPR sudah kebanyakan sampah yang duduk di sana!"Â
Teks anekdot itu sebenarnya ingin membahas tentang sering adanya kasus di mana DPR mengaku adalah wakil rakyat, namun tidak pernah mendengar suara rakyatnya. Masyarakat menjadikan anggota DPR lelucon seperti sampah yang sebenarnya tidak ada gunanya.Â
Fungsi dominan dalam teks anekdot adaulah untuk membangkitkan emosi pembaca terutama untuk menghibur pembacanya. Selain untuk menghibur dengan sifat humorisnya teks anekdot juga bersifat menyindir atau mengkritik. Hal tersebut membuat teks anekdot secara dasar bertujuan untuk memberikan pesan atau ide tentang permasalahan masa kini.Â