Lalu, mana yang lebih efektif? Jawabannya, saya rasa, tergantung pada kebutuhan dan tujuan individu. Seperti yang dikatakan oleh Ki Hajar Dewantara, “Pendidikan itu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.” Artinya, pendidikan harus menyesuaikan dengan potensi dan kebutuhan setiap individu.
Pengalaman bertemu para santri dalam ekskursi tersebut mengajarkan saya bahwa pendidikan yang ideal mungkin bukanlah tentang memilih antara disiplin atau kebebasan, tetapi menemukan keseimbangan di antaranya. Disiplin yang diajarkan di pesantren dapat menjadi pelengkap kebebasan yang dinikmati di sekolah biasa, dan sebaliknya, kebebasan di sekolah biasa dapat membantu melengkapi keteraturan yang ada di pesantren.
Mungkin, solusi terbaik adalah menggabungkan keunggulan dari kedua sistem ini. Misalnya, sekolah biasa dapat menerapkan sistem yang lebih disiplin dalam hal waktu, sementara pesantren dapat membuka ruang lebih banyak bagi kreativitas dan eksplorasi individu. Sebab pada akhirnya, pendidikan yang efektif bukan hanya tentang apa yang diajarkan, tetapi juga bagaimana siswa merasa diberdayakan untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H