Mohon tunggu...
Mattheo Angelico Rusyanto
Mattheo Angelico Rusyanto Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa SMA Kanisius Jakarta

XII6/22

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kasus Profesor UNAS Plagiarisme: Analisis

12 September 2024   19:14 Diperbarui: 15 September 2024   16:14 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Profesor merupakan bagian yang vital dalam sistem pendidikan modern. Banyak orang memandangi mereka sebagai sumber informasi tepercaya. Karena ini, kasus mengenai profesor UNAS yang melakukan tindakan plagiarisme terhadap salah satu dosen UMT mampu mempertanyakan kepercayaan tersebut.  

Profesor UNAS ini, Kumba Digdowiseiso, menggunakan nama dosen UMT untuk membuat karya beliau terlihat lebih kredibel, walaupun professor dan dosen tersebut tidak pernah bekerjasama sama sekali. Menurut says, kasus ini menunjukkan bahwa profesor-profesor dengan kredibilitas yang rendah mungkin tetap harus diawasi. Selanjutnya, kasus ini menjadi bukti bahwa peer reviewing atau tinjauan sejawat merupakan proses yang sangat penting untuk mencari tindakan plagiarisme yang sebelumnya belum terlihat. 

Saat sedang mencari di Google Scholar dan menyadari bahwa ada nama mereka, dan banyak nama lain dari departemen mereka, berulang kali muncul di samping nama penulis yang tidak mereka kenal: Kumba Digdowiseiso, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Nasional di Jakarta, Indonesia menegur Kumba terkait dengan aksi plagiarisme tersebut. 

Menurut Dosen UMT, Kumba tidak bertemu dengan dosen fakultas universitasnya dan tidak pernah ada kesepakatan kerja sama. "Dia baru saja datang berkunjung dan tiba-tiba kami melihat nama kami di surat kabar itu," kata dosen. Sementara itu, profesor UNAS mengaku telah melakukan kontak dengan salah satu dosen di universitas tersebut dan mengatakan bahwa masalah ini telah selesai. 

Kasus ini bagaikan suatu pemilik toko yang menjual sepatu palsu. Pemilik toko tersebut sebenarnya menjual sepatu-sepatu yang berkualitas rendah dan murah, namun beliau mencuri nama baik dari perusahaan aslinya untuk mendapatkan pembeli yang lebih banyak. Hal ini menunjukkan bahwa aksi tersebut merupakan jalur yang murah bagi individu-individu yang tidak ingin bekerja keras demi membentuk reputasi diri mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun