Mohon tunggu...
Matthew Gilchrist Arlij P
Matthew Gilchrist Arlij P Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Kolese Kanisius

Siswa SMA dengan hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Jalan Karakoram: Rute Berbahaya dengan 1 Korban Setiap Kilometer

15 Juni 2024   19:03 Diperbarui: 15 Juni 2024   19:13 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Mobil militer jatuh ke tebing (Sumber Gambar: Ruhi Cenet) 

Jalan Karakoram, yang dikenal mereka yang berhasil hidup melewatinya sebagai "Jalan Kuburan", telah menjadi saksi bisu dari begitu banyak nyawa yang hilang, menciptakan aura ketakutan yang tak berujung di setiap detiknya. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Pakistan terkenal sebagai negara yang memiliki banyak pegunungan  dan beberapa gunung tertinggi di dunia, bahkan ia memiliki 4 gunung dari 14 gunung di dunia dengan ketinggian lebih dari 8000 m. Berada di medan ini, membutuhkan kegigihan dan pantang menyerah dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Terlebih jika ingin melewati Jalan Nasional Karakoram, jalan yang sudah banyak menelan korban jiwa.

Jalan ini berada di Nanga Parbat, Pakistan, gunung tertinggi kesembilan di dunia dengan ketinggian 8.126 meter. Jalan ini dikenal sebagai Karakoram Highway, tercipta melalui kerjasama antara Pakistan dan Tiongkok pada 1960-an hingga 1970-an. Proyek ini menjadi bukti persahabatan kedua negara dan menghubungkan kota Islamabad di Pakistan dengan kota Kashgar di Tiongkok. 

Jalan ini sangat penting bagi kedua negara karena berfungsi sebagai jalur perdagangan utama. Namun, jalan ini juga sangat berbahaya bagi pengemudi yang melewatinya. Selama proses pembangunan proyek ini, ribuan pekerja kehilangan nyawa akibat kondisi geografis yang ekstrem.

Mobil hancur (Sumber Gambar: Ruhi Cenet) 
Mobil hancur (Sumber Gambar: Ruhi Cenet) 

Panjang jalur ini sekitar 1300 km, dengan sekitar 800 km berada di Pakistan dan 500 km di Cina. Alasan jalan ini berbahaya adalah karena posisi jalan yang sempit, dan tepat berada dipinggir tebing berbatu tanpa adanya penghalang, menyebabkan jika pengemudi tak sengaja terjatuh, maka ia akan langsung jatuh ke tebing yang belasan hingga puluhan meter rendahnya dari jalanan. Kemungkinan jatuhnya kendaraan menjadi lebih tinggi, bila ada dua truk bermuatan besar yang saling berlawanan arah di jalan yang sempit. Oleh karena itu, setiap ada kendaraan yang berlawanan arah, maka mereka akan menunggu kendaraan lawan arahnya untuk maju duluan ataupun kendaraannya yang maju duluan.

Jalanan ini tidak pernah diperbaiki sejak awal pembangunannya, membuat beberapa bagian jalanan tergenang oleh air karena tidak adanya saluran pembuangan. Hal itu membuat jalanan rusak dan membuat seluruh perjalanan pengendara terombang-ambing bagaikan kapal di lautan. Kondisi menjadi lebih parah pada malam hari karena tidak ada layanan listrik sepanjang jalan, sehingga tidak ada lampu penerangan jalan.

Selain dari kondisi jalan dan fasilitas, Karakoram Highway atau disebut juga National Highway 35, sering mengalami longsor, khususnya ketika hujan dan musim dingin, yang umumnya terjadi pada bulan Desember hingga Februari. Namun, itu semua masih belum menunjukkan sisi paling menakutkan dari jalan ini, penyebab munculnya banyak korban adalah karena jatuhnya batu-batuan, yang dari atas gunung menuju jalan ini. Batu-batu itu tidak dapat diprediksi, dapat jatuh kapan saja dan di mana saja, bahkan bisa saja batu sebesar orang dewasa, langsung jatuh menuju atap mobil.

Batu jatuh ke jalanan (Sumber Gambar: Ruhi Cenet) 
Batu jatuh ke jalanan (Sumber Gambar: Ruhi Cenet) 

Kendati demikian, Karakoram Highway tetap dihiasi dengan berbagai pemandangan spektakuler yang menggugah hati, dari indahnya pemandangan gunung, aliran sungai yang deras, dan kehidupan masyarakat yang kental akan adat. Tempat-tempat wisata yang menarik seperti Lembah Hunza, Danau Attabad, dan Pegunungan Karakoram dapat diakses melalui jalan ini. Dengan segala tantangan yang ada, Karakoram menawarkan pengalaman yang tak tergantikan, memberi kenyamanan tak hanya di mata, namun juga di jiwa.

Karya : Matthew Gilchrist Arlij Pandiangan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun