Mohon tunggu...
Matthew Gilchrist Arlij P
Matthew Gilchrist Arlij P Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Kolese Kanisius

mengabdi nusa dan bangsa

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pocari Sweat: Tidak Sehat Seperti yang Dikira?

19 Mei 2024   19:20 Diperbarui: 9 Juli 2024   13:56 1046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pocari Sweat (Sumber gambar: Okezone Economy)

Pocari Sweat sering kali dianggap sebagai minuman yang dapat memulihkan kondisi tubuh selepas berolahraga atau aktivitas berat, dengan cara mengganti cairan tubuh yang hilang. Namun, coba berpikirlah dua kali sebelum anda membelinya dari suatu toko atau warung terdekat. Pocari Sweat merupakan minuman yang memiliki rasa lebih banyak daripada air putih biasa. Nyatanya dalam kondisi tertentu, hal ini dapat membawa dampak negatif pada kesehatan. 


Bukan sekadar cakap angin saja, dampak negatif dari Pocari Sweat ini pernah terjadi di dunia nyata, seperti kasus yang terjadi di Hongkong pada tahun 2018. Kala itu, Pemerintah Hongkong melakukan survei pada warganya yang berusia diatas 15 tahun, saat itu pun sedang ada tren untuk minuman isotonik seperti Pocari Sweat, Aquarius, dan Gatorade di kalangan masyarakat Hongkong, khususnya Pocari Sweat yang lebih akrab di telinga masyarakat. Berdasarkan data, telah diungkapkan bahwa 50% dari mereka yang melakukan survei telah mengalami obesitas atau kelebihan berat badan. Gabriel Pun, juru bicara Asosiasi Ahli Diet Hongkong dan ahli diet terakreditasi,  mengatakan bahwa minuman-minuman seperti Pocari Sweat memiliki kandungan gula yang tak jauh beda dari minuman ringan biasa. 

Kandungan-kandungan yang ada dalam Pocari Sweat memang bermanfaat bagi tubuh, dengan fungsi mengganti cairan elektrolit yang hilang, seperti natrium, magnesium dan kalium. Namun, saat konsumsi Pocari Sweat tidak seiring dengan bergeraknya anggota tubuh, maka akan menghasilkan satu dampak yang pasti, yaitu tekanan darah yang melebihi batas normal atau lebih akrab didengar sebagai hipertensi. Hal ini mungkin karena kadar natrium  yang terlalu tinggi, membuat volume dalam darah meningkat, dan membuat resiko terkena stroke serta serangan jantung lebih tinggi.

Dampak lain dari terlalu sering minum "minuman kesehatan" ini adalah sering merasakan sakit kepala, mengganggu konsentrasi, menambah berat badan, dan menyulitkan kerja ginjal yang memprosesnya. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi seluruh potensi dampak negatif ini, Kementerian Kesehatan telah memberi anjuran batasan dalam konsumsi kandungan gula, yaitu sebanyak  10% dari total pengeluaran energi keseharian orang dewasa, atau setara dengan 50 gram, dan kandungan natrium serta sodium sebanyak 2000 miligram. Sehingga jika kita melihat kandungan dari 500 mililiter botol Pocari Sweat, dengan takaran saji 250 mililiter, terdapat 32 gram kandungan gula  dan kandungan natrium 250 mg natrium. 

Kendati demikian, Pocari Sweat juga memiliki dampak positif, khususnya bagi para atlet yang memfokuskan dirinya pada bidang olahraga, yang melakukan aktivitas intens serta membutuhkan cairan pengganti dari hasil ekskresi keringat mereka. Mereka membutuhkan ion-ion tersebut karena ion dalam tubuh mereka memang sudah keluar. Berbanding hal bagi orang yang tidak berolahraga, atau berolahraga ala kadarnya, pengonsumsian Pocari Sweat tidak dianjurkan karena hanya menambah gula dan garam yang tidak dibutuhkan ke dalam tubuhnya. 

Sumber gambar: Cdn Medcom
Sumber gambar: Cdn Medcom

Maka dari itu, Pocari Sweat akan sangat baik bila dikonsumsi oleh para atlet. Namun, bagi orang yang tidak berolahraga, minuman Pocari Sweat wajib dihindari, sebab kondisi tubuh yang tak memerlukan kadar gula serta natrium tambahan. Sebagai alternatif, air putih merupakan jawaban terbaik sebagai pilihan minuman orang yang tidak berolahraga, dengan kondisi tubuh menjadi lebih sehat dan harganya yang lebih murah.  Sehingga, bila orang yang tidak berolahraga terlalu sering minum Pocari Sweat, justru mereka akan menghasilkan dampak negatif seperti diabetes, hipertensi, stroke bahkan kematian.

Karya : Matthew Gilchrist Arlij Pandiangan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun