Mohon tunggu...
Matthew Carswell
Matthew Carswell Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa prodi bioteknologi dari Universitas Katolik Atma Jaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengobatan Covid-19 dengan Convalescent Plasma? Apakah Terbukti Ampuh?

15 Januari 2022   13:35 Diperbarui: 15 Januari 2022   13:36 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Sejak Maret 2020, pandemi COVID-19 telah melanda dunia dan memakan banyak korban jiwa. Tim medis dan dokter dari berbagai belahan bumi telah melakukan berbagai percobaan dan tes untuk mencari obat maupun terapi yang mampu menyembuhkan para penderita COVID-19. Salah satu obat tersebut adalah terapi dengan menggunakan convalescent plasma.

Apa itu Convalescent Plasma?

Convalescent plasma atau plasma konvalesen merupakan plasma darah dari penyintas COVID-19 yang dapat digunakan untuk merangsang respon imun pasien apabila diinjeksikan ke dalam tubuhnya. Secara sederhana, teknik ini bertujuan untuk merangsang antibodi pasien dengan memasukkan plasma darah penderita COVID-19 yang sudah sembuh sehingga pasien dapat membuat kekebalan tubuh terhadap infeksi COVID-19 (Suci Hardianti et al. 2020). Teknik pengobatan ini sudah diterapkan sejak lama dan terbukti dapat menyembuhkan, contohnya pada pandemi influenza H1N1 pada 2009-2010. Namun, hal ini tidak selalu menjadi jawaban dalam menyembuhkan infeksi virus lain layaknya COVID-19 sebab nyatanya ketika teknik pengobatan ini dilakukan pada penderita infeksi virus Ebola, hasilnya tidak menunjukkan survival benefit yang signifikan. Dari segi keamanannya pun, terapi ini masih patut dipertanyakan sebab dalam penggunaannya terapi convalescent plasma dapat menyebabkan efek samping akibat transfusi yang di antaranya meliputi demam, mual, reaksi alergi, dan beberapa efek samping yang parah seperti transfusion-related acute lung injury (TRALI), transfusion-associated circulatory overload (TACO), serta antibody-dependent enhancement (ADE) (Choi 2020). Tetapi, walau begitu, terapi convalescent plasma sendiri merupakan salah satu teknik pengobatan standar COVID-19 saat ini, namun memang kelayakan dan keefektifannya masih belum dapat ditentukan secara pasti sebab belum ada pengujian skala besar terhadap teknik ini.

Bukti-bukti Terkini

Salah satu pengujian terapi convalescent plasma ini telah dilakukan pada November 2020 yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit Italiano de Buenos Aires. Pada pengujian ini, pasien yang diikutsertakan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu pasien yang mendapatkan terapi placebo dan pasien dengan terapi convalescent plasma. Pengujian ini berlangsung selama 30 hari dengan pencatatan tingkat kematian, jumlah efek samping akibat transfusi, durasi pengobatan sebelum pemulangan pasien, dan beberapa aspek uji lainnya pada hari ke-7, ke-14, dan hari ke-30. Setelah dilakukan perhitungan statistik, ternyata tidak ditemukan perbedaan yang signifikan di antara kedua kelompok pasien. Hal ini menunjukkan bahwa keampuhan terapi convalescent plasma tidak lebih baik dari placebo dan malah penggunaannya perlu dievaluasi kembali sebab tidak terdapat keuntungan medis yang signifikan (Simonovich et al. 2021).

Kesimpulan

Jadi, salah satu pengobatan bagi penderita COVID-19 adalah terapi dengan menggunakan convalescent plasma. Terapi ini bertujuan untuk merangsang kekebalan tubuh pasien dengan plasma darah penyintas COVID-19 agar pasien dapat membentuk imunitas alami terhadap infeksi COVID-19. Teknik ini sudah diterapkan di beberapa pandemi lainya dan berhasil, namun keamanan dan keampuhannya belum dapat dipastikan. Namun, setelah dilakukan pengujian klinis pada 12 klinik yang berbeda di Argentina ternyata tidak ditemukan adanya penurunan tingkat kematian dan keuntungan medis yang signifikan dari penggunaan terapi convalescent plasma dibandingkan dengan penggunaan placebo terhadap pasien COVID-19. Hal ini menunjukkan bahwa teknik ini tidak seampuh yang diklaim dan penggunaannya dalam prosedur standar pengobatan COVID-19 perlu dievaluasi. Walaupun uji ini belum sepenuhnya dilakukan secara besar-besaran, namun bukti yang didapatkan sudah mampu memberikan jawaban bahwa terapi convalescent plasma sebagai pengobatan infeksi COVID-19 tidak terbukti ampuh.

Daftar Pustaka:

Choi JY. 2020. Convalescent plasma therapy for coronavirus disease 2019. Infect Chemother. 52(3): 307–316. DOI:10.3947/ic.2020.52.3.307.

Simonovich VA, Burgos Pratx LD, Scibona P, Beruto M V., Vallone MG, Vázquez C, Savoy N, Giunta DH, Pérez LG, Sánchez M del L, et al. 2021. A randomized trial of convalescent plasma in Covid-19 severe pneumonia. N Engl J Med. 384(7): 619–629. DOI:10.1056/nejmoa2031304.

Suci Hardianti M, Agung Setiawan S, Dwi Putera D, Triyono T, At Thobari J, Kurnianda J. 2020. Convalescent plasma for COVID-19: a reasonable option for the pandemic based on both scientific and practical point of views. J Med Sci. 52(03): 125–133. DOI:10.19106/jmedscisi005203202011.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun