Mohon tunggu...
Herman Wijaya
Herman Wijaya Mohon Tunggu... profesional -

Penulis Lepas.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Soal Jero Wacik: SBY Kaget, Saya Tidak!

5 September 2014   20:38 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:31 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Soal Jero Wacik: SBY Kaget, Saya Tidak!

Teman saya yang seorang jurukamera tiba-tiba berubah penampilan. Jika biasanya “uniform” yang dikenakan T’Shirt berwarna hitam bergambar grup rock metal dari barat , celana jins belel dan sepatu kets ringan, kini memakai batik plus celana bahan (sepatunya tidak saya perhatikan). Yang jelas penampilannya lebih klimis.“Sekarang harus begini, pak! Maklum yang kita hadapin orang nomor satu di Indonesia!” katanya.

Teman saya yang Juru kamera itu bekerja di sebuah rumah produksi yang berkantor di bilangan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Sebagai juru kamera, tugasnya adalah melakukan liputan, merekam berbagai kegiatan Presiden RI, SBY. Hasilnya akan disunting dan ditayangkan di televisi. Selain sang juru kamera, ada beberapa rekan mantan wartawan yang bertugas sebagai reporter dan Koordinator Liputan di rumah produksi itu. Kalau tidak salah namanya PT. Move-On.

“Sekarang lumayanlah, Pak. Udah mulai mikir nih mau cari rumah kecil-kecilan,” ujarnya ceria.
Ketika minum kopi bersama, teman lain yang duduk di jajaran redaksi bercerita, rumah produksi tempatnya bekerja didirikan oleh seorang mantan anggota DPR yang pernah bekerja sebagai Creative Director perusahaan periklanan. Tayangan yang dibuat hanya berbentuk filler (tayangan berdurasi pendek 2 – 3 menit) dan ditayangkan tiap hari di 26 televisi nasional dan daerah. PT. Move On itu katanya dibiayai oleh Menteri ESDM Jero Wacik, dan anak sang menteri duduk sebagai salah satu pimpinan di rumah produksi itu.

Saya sempat dua kali melihat tayangan yang dibuat teman-teman. Yang saya ingat adalah tayangan tentang pernyataan Presiden SBY terkait masalah pengiriman TKI ke luar negeri. Tayangan itu ingin memberi penekanan, bahwa SBY sangat peduli dengan masalah yang dihadapi TKI di luar negeri. Sayang, waktu tayang filler dengan peristiwanya sendiri terpaut waktu yang sangat jauh. Tidak aktual. “Ini kan tayangan untuk pencitraan. Jadi apa saja hal-hal positif yang pernah dibuat Pak SBY kita angkat, supaya masyarakat tahu. Tidak perlu aktual,” kata teman dari bagian redaksi.

Sejak bekerja di rumah produksi itu, teman-teman yang dulu pernah berada dalam satu tim, sudah jarang bertemu. Mereka sering mengikuti kegiatan SBY ke berbagai daerah. Info tentang mereka paling saya lihat di status bb atau facebook mereka. Sekali waktu ada foto mereka bersama SBY diupload di facebook. Dari caption foto itu saya ketahui foto dibuat di Cikeas, kediaman SBY.

Selasa, 13 Agustus 2013 Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini ditangkap KPK di rumahnya di Jakarta. Rudi disangka menerima suap. Setelah menangkap Rudi, KPK mulai menelusuri pihak-pihak yang berhubungan dengan SKK Migas. KPK lalu mencekal Sekjen Kementerian ESDM, Waryono Karno. Komisi Pemberantasan Korupsi kemudian menetapkan Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Waryono Karno sebagai tersangka. Waryono diduga terlibat korupsi di Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

Lalu apa hubungannya penangkapan Rudi Rubiandiri dan pencegahan Waryono Karno dengan PT Move On? Saya tidak tahu persis. Yang saya tahu, tidak lama setelah peristiwa itu teman saya yang bekerja di PT Move On mendadak jadi pengangguran. Tayangan Berita 7 dihentikan mendadak, tanpa alasan. Kayawan di level atas masih mendapat gaji bulanan, tapi tidak pernah mendapat kepastian kapan produksi akan dilanjutkan, sampai akhirnya keran gaji itu benar-benar tak menetes.
“Jangan-jangan Jero Wacik ketiban tabung gas!” seloroh saya kepada teman yang bekerja di PT Move On, lewat blackberry messenger.

Dalam obrolan iseng bersama teman-teman, kami sok menganalisis, akan ke mana kasus Rudi Rubiandini dan Waryono Karno mengarah. “Kalau KPK jeli, pasti Jero Wacik akan kena,” kata teman yang suka meragukan kinerja KPK. Saya senyum-senyum saja. Dalam hati saya mengatakan, “KPK lebih pintar dari kamu, tahu!”

Kasus SKK Migas hampir hilang dari hingatan. Maklum hari-hari disibukkan dengan “berbalas pantun” di facebook dengan teman yang mendukung Capres berbeda. Sepertinya, sebelum ada putusan MK tanggal 21 Agustus terkait gugatan hasil Piplres oleh pasangan Prabowo – Hatta, tidak ada topik apapun yang menarik untuk diperhatikan.

Rabu (3/9/2014). Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik (JW) sebagai tersangka, Jero diduga melakukan tindak pidana korupsi terkait dengan pengadaan proyek di Kementerian ESDM pada 2011-2013.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun