Tetapi seperti roda berputar, keadaan bisa berubah dalam hitungan waktu yang tidak terlalu lama. Rumah, penampilan, kebiasaan mungkin tidak berubah secepat kondisi ekonomi yang dialami. Seperti itulah kondisi yang dialami oleh orangtua Damai saat ini.
Walau pun tidak pernah mendorong anaknya untuk mencari beasiswa, dia pernah menyingung sedikit tentang banyak beasiswa yang ditawarkan kepada mahasiswa berprestasi, mulai dari pemerintah, corporate atau foundation dalam dan luar negeri. Oh ya Damai sejak semester 2 selalu masuk daftar Mapres (Mahasiswa Berprestasi) di Fakultasnya.
Damai juga tahu kondisi keuangan orangtuanya. Diam-diam dia juga pernah mendaftar untuk mendapatkan beasiswa, antara lain ke Tahir Foundation. Tahir Foundation adalah milik Dato Sri Tahir, seorang pengusaha keturunan Tionghoa sukses kelahiran Surabaya  bernama Ang Tjoen Ming, pemilik Mayapada Grup.
Dato Tahir merupakan seorang filantropis yang banyak membantu anak-anak miskin di berbagai belahan dunia. Saya pernah menghadiri konperesi pers film Mooncake Stories yang didanainya. Saat itu Dato Tahir mengatakan dirinya membiaya pengungsi Suriah di Yordania dan dia memiliki anak angkat asal Suriah, beragama Islam. Latar belakang agama buka dasar Dato Tahir untuk membantu orang lain.
"Doain ya Yah, supaya dapat beasiswa," kata Damai suatu ketika kepada ayahnya. Tetapi beberapa bulan kemudian di mengatakan, "Gagal, Yah!"
Namun Damai adalah anak yang taft, kuat, tidak gampang patah semangat. Dia anak yang gigih mengejar impiannya. Di cermin lemari pakaiannya ada tulisan dengan spidol berbunyi: "Damai harus mendapat beasiswa ke luar negeri!". Konon itu ditulisnya sejak ia masih di bangku SMA.
Karena kegigihannya itu ia terlihat serius. Damai irit bicara kepada orangtuanya. Hampir tidak pernah menghabiskan waktu untuk bermain dengan teman-teman sebayanya di lingkungan tempat tinggal.Â
Ia lebih banyak berada di kamar untuk belajar, melancarkan tangannya memencet tuts piano -- dia pernah belajar piano ketika SD -- atau sekedar menerima teman-temannya di rumah. Selebihnya adalah kegiatan kampus atau bertemu teman-teman kuliahnya, antara lain mengikuti band kampus yang aktif sewaya-waya. Dia menjadi vokalis, suaranya lumayan. Dia mengunggah di akun instagramnya.
Sejak Mei 2018 ini perkuliahan libur panjang. Sebagian temannya mengikuti kuliah semester pendek untuk mengejar ketertinggalan karena ada mata kuliah yang masih nyangkut.Â
Damai mengikuti magang di sebuah stasiun televisi swasta. Baru merasakan atmosfir kerja, dia sudah harus pulang tengah malam, kadang pagi, atau mengingap di tempat magangnya, karena stasiun televisi tempatnya magang menyiarkan Piala Dunia 2018. Dia masuk dalam tim kreatif. Selesai Piala Dunia tugasnya sebagai mahasiswa magang tetap diteruskan, hingga masa perkuliahan dimulai lagi.
"Kamu kan mahasiswa teknik kimia, kok magang di broadcast?" tanya ayahnya suatu ketika.