Bukan Ahok namanya jika tak melawan! Mulai dari Mendagri, Haji Lulung, mahasiswa, mafia rumah susun sampai rekanan bus Trans Jakarta dilawan! Label minoritas tak menciutkan nyalinya. Walau diusung Gerindra ketika maju dalam Pilkada DKI bersama Jokowi, loyalitas Ahok justru tidak kepada partai. Ahok tidak memberi upeti, bahkan militansinya sebagai kader partai tidak terlihat waktu Pilpres lalu.
Pengabdian Ahok (Basuki Tjahaya Purnama) untuk konstitusi, untuk rakyat. Dia siap mati untuk itu. Dalam berbagai kesempatan Ahok mengatakan dirinya sudah menyampaikan kepada keluarganya untuk siap mati demi rakyat.
"Saya tidak akan mengatakan karakter saya seperti apa, tapi saya akan menunjukkan bahwa saya hanya taat sama konstitusi, bukan konstituen. Kalaupun saya harus mati, saya siap untuk konstitusi," kata Ahok ketika menerima lima orang perwakilan massa yang membela Haji Lulung, anggota DPRD DKI yang dikenal punya kekuasaan di Tanah Abang.
Gaya Ahok hanya beda tipis dengan Anton Medan. Bedanya Anton Medan mantan preman, Ahok pernah jadi Bupati Belitung Timur dan angota DPR. Tapi dua-duanya berani, ceplas-ceplos, dan cenderung reaktif.
Sikap “singit” Ahok ternyata tidak hanya ditunjukkan kepada pihak-pihak yang sejak awal tidak memiliki kedekatan dengannya. Siapa pun yang menurutnya “kurang beres” dilawan! Dan kali ini, yang dilawan justru induk semangnya sendiri, Partai Gerindra, setelah Gerinda yang menjadi motor penggerak Koalisi Merah Putih (Ko Mahput) mengusulkan agar Pemilukada langsung diganti dengan pemilihan Kepala Daerah melalui DPRD.
Setelah mencoba memberikan pendapat tentang manfaat dan mudaratnya pemilihan kepala daerah oleh DPRD, Ahok menunjukan sikap tegas: dia akan ke luar dari Partai Gerindra jika tetap memaksa usulan pemilihan kepala daerah oleh DPRD. "Saya pikir, kalau sampe ini dilakukan mungkin saya akan keluar dari partai politik saja, ngapain main ke partai politik,” ujar Ahok, usai rapat pimpinan di Balaikota, Selasa (9/9/2014).
Menanggapi pernyataan Ahok, reaksi Partai Gerindra tak kalah sengit. Seperti tak mau kehilangan wibawa, Gerinda mempersilahkan Ahok ke luar, sambil tak lupa menuding Ahok tak tahu terima kasih. Ahok juga diminta mundur jadi Gubernur – yang akan menggantikan Jokowi – bila ke luar dari Gerindra. Menurut Gerindra, posisi Ahok di DKI saat ini adalah berkat jasa Gerindra yang mengusungnya.
Tapi bukan Ahok namanya kalau tidak melawan! Ditantang untuk mundur, Ahok langsung mengirim surat pengunduran diri. Soal jasa Gerindra kepada dirinya Ahok tidak menyangkal. Menurutnya andil Gerindra cuma 6 persen, sisanya rakyat yang memilih. Ahok malah balik menuding, Gerindra yang ingkar. Ketika menariknya dari Golkar, Gerindra mengatakan agar memperjuangkan pilihan rakyat. Tapi sekarang justru Gerindra yang jadi motor untuk menafikan hak pilih rakyat dalam pemilihan kepala daerah. Ahok kecewa!
Episode Ahok vs Gerindra mungkin akan panjang. Gerindra tetap menagih hutang, tapi Ahok melawan. Dia merasa tak pernah punya hutang.
Pertarungan itu pun bakalan seru. Gerindra punya barisan rapat di partai, Ahok didukung rakyat yang kadung jatuh hati dengan gayanya! Andaikata Ahok dipilih DPRD, mungkin ceritanya lain. (herman wijaya/ hw16661@yahoo.com).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H