Mohon tunggu...
Aji Mats Mail
Aji Mats Mail Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Mahasiswa Informatika Data Analytics

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Apa aja sih TanggungJawab si Kepala Dua

8 Januari 2020   01:58 Diperbarui: 9 April 2021   16:10 14647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanggungjawab yang diperoleh setelah berusia kepala dua (Sumber Tim Gouw via unsplash.com)

Hai, kamu sedang membaca tulisan keduaku.

Kuharap kawan kawan membaca tulisan pertamaku sebelum lanjut baca tulisan ini. Karena kurasa tulisan pertamaku acak acak secara rangkaian katanya, wkwk. Yang penting mulai dulu aja. Lalu buat yang lebih baik. Begitulah kata motivator motivator untuk mengajak berkarya. Kembali pada bahasan yang akan saya tulis yaa.

Bagaimana seharusnya kujalani hidup sebagai manusia berumur 20 tahun ?
Atau
Bagaimana manusia berumur 20 tahun itu ?
Hmm, sebentar.
Manusia selalu berevolusi atau engga sih ? Yakin ga manusia itu menjalani evolusi ? Atau ada kata yang tepat mengganti evolusi ? Disini aku akan memakai kata Perkembangan.

Ada yang punya jawaban atas pertanyaan pertanyaan diatas ? Ada standarnya ga menjadi manusia berkepala dua ?

Aku tumbuh dengan ringan tanggung jawab, saat ini umurku 20 tahun, mencari uang pun semauku, karena hasilnya hanya kugunakan seorang diri, kalo kurang, ya minta aja ke orang tua, ehehe. Suka bingung kalo ditanya penghasilan bulanan, wkwk.

Umurmu sekarang berapa ? Apa standar masyarakatmu terhadap manusia berumur seperti mu ? Lalu dengan kelakuanmu sehari hari seperti apa ?

Dalam pikirku, manusia berkepala dua seyogyanya bisa menjalani hidup dengan dua kakinya sendiri. Apapun bisa diselesaikannya seorang diri, urusan perut seharusnya sudah bisa diatasinya sendirian, toh hidupnya didunia ini sudah 19 tahun, kurang bekal hidup apa ? Yang ada, selalu merasa kurang senang.

Kebanyakan kita kurang memikirkan keadaan sekitar. Kita sering kali tidak melihat apapun, tidak mengatakan apapun, hanya menjadi orang yang seolah menikmati kemudaannya, bahkan ada yang berdiam diri saja menjadi kesenangan pribadi, yang tak lama lenyap layaknya salju yang mencair.

Seharusnya manusia berkepala dua ini mulai dikenalkan dengan keterancaman dan penindasan disekitar minimal lima tahun sebelumnya, karena dengan mengenal hal itu dapat menumbuhkan kepedulian terhadap bangsa yang kini mulai dicampur kepentingan pribadi daripada terus saja kau cari kenyamanan dan keadilan yang egomu inginkan.

Akhir akhir ini terlalu sering ku mendengar cuitan teman seumur ku "ayo senang senang aja dulu, kita masih remaja", "masih kuliah ini". Aku masih remaja, aku masih SMA, aku masih. SELALU KATA "MASIH" MENJADI KATA KATA SAMBUNG YANG KUYAKIN SEHARUSNYA KATA TERSEBUT DIGANTI KATA "SUDAH".

STOP COMPLAINING. AND BE GRATEFUL.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun