Mohon tunggu...
Matkodak
Matkodak Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Peminat masalah sosial politik, kesenian dan kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ada Ustadz Merusak Islam, Mana Tanggung Jawab Ajang Pencarian Dai dan FPI ?

13 Februari 2014   20:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:51 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

MENGHINA Islam, merusak Islam sering dijadikan dalih bagi FPI untuk melakukan tindak anarkis, mengamuk, merusak, menganiaya dan mengintimidasi siapa saja. Tentu saja, kita tahu itu cuma pembenaran untuk maksud yang sesungguhnya di belakang itu: untuk menebarkan pengaruh dan horor atas nama Islam, untuk kemudian mengambil keuntungan darinya.

Jika FPI serius menghajar para perusak Islam, maka ada dua obyek empuk: Ustadz Solmed yang komersil memasang tarif, dan minta prosentase dan dakwah yang diberikan, dan ustadz Hariri yang melakukan pelecehan, penganiayaan dan tindakan tak patut. Tindakan mereka  yang bukan hanya menghina Islam, menghina profesi dan gelar ustadz, juga menghina para pembawa pesan Islam yang sejuk dan damai.

Saat tampil di acara "Hitam Putih" dengan pembawa acara Deddy Corbuzier, Hariri jelas tak mampu memberikan argumen yang meyakinkan. Dia tetap menyebut petugas sound system melakukan kesalahan dan memaksa agar minta maaf. Padahal ketika dikonfirmasi di acara yang sama, petugas yang bersangkutan menyatakan dirinya tidak salah.

Bahwa saat kejadian dia takut memang iya, karena sebagai petugas yang bertanggung-jawab pada tata suara dibentak-bentak di depan umum. “Tapi saya salah apa? Saya merasa tidak salah!” katanya.

Hariri ngotot menganggap masalahnya sudah selesai, karena sudah saling meminta maaf. Tapi masalahnya, tentu tidak sesederhana itu, apalagi karena korbannya merasa tidak bersalah. Apalagi jika kasusnya sampai ke hukum. Karena ada pasal yang terpenuhi : perbuatan tidak menyenangkan dan tindak penganiayaan.

Ustadz Hariri mulai dikenal saat masuk sebagai finalis di sebuah ajang dakwah yang diselenggarakan sebuah stasiun teve nasional. Ia pun sempat muncul di beberapa sinetron, diantaranya Islam KTP dan Sampean Muslim. Semenjak itu, pemilik nama lengkap KH. Rd. M. Hariri Abdul Aziz Azmatkhan ini mulai dikenal.

Namanya keren, KH. Rd. M. Hariri Abdul Aziz Azmatkhan – di depannya ada gelar Kyai Haji dan Raden. Tapi kelakuannya seperti preman pasar. Jelas memalukan ajaran mulia Islam. Di mana FPI? FUI? Apa boleh seseorang yang paham ajaran Islam mempermalukan orang yang sedang bekerja seperti binatang, sebagaimana dilakukan oleh Hariri kepada petugas sound system itu?

Ini bukan pertamakali Hariri melakukan tindakan tak patut. Artis sinetron Cinta Penelope sebelumnya mengaku pernah mendapat perlakukan tak senonoh, dilecehkan secara seksual  dengan disuguhi foto kemaluan dari Hariri.

Saat itu mereka suting di lokasi yang sama, dimana Hariri menjadi lawan main Cinta Panelope di sinetron "Sampeyan Muslim".

"Gue ikat rambut selalu pakai G-string, terus gue taruh. Gue make up, G-string gue hilang nggak tahu ke mana. Tiba-tiba besoknya, dia ngelihatin foto, tapi nggak dikirimin. Dia pakai G-string, terus nanya, 'Punya aku, gede nggak?'. Karena G-string itu kan celananya cewek, jadi kemaluan dia keluar. Stres nih orang gue bilang," ungkap Cinta.

"Wah parah lu. Gue bilang begitu, " kata Cinta lagi, menanggapi.  "Gue langsung keluar dan supir gue juga lihat. Gue keluar mobil sambil ngamuk-ngamuk lah," lanjutnya.

Kini bagaimana tanggung-jawab stasiun teve swasta,  TPI (MNC) penyelenggara ajang pencarian bakat yang mengorbitkannya? Lebih dari itu, bagaimana umat Islam menyikapinya. Karena, sebagai orang mengaku banyak menimba ilmu di pesantren melakukan tindakan tidak patut.

Semoga program-program infotainment dan teve swasta tidak memanfaatkan kasusnya yang lagi heboh untuk menaikkan rating, tak peduli merusak Islam atau tidak, bernilai pendidikan atau sebaliknya, sebagaimana yang dilakukan kepada para selebritas tak penting seperti Arya Wiguna dan Farhat Abbas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun