Hai, Saya Luka Matić, Mahasiswa D4 Perhotelan 2020 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti. Saya merupakan Penerima Beasiswa Prestasi Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti. Saya harap dapat membagikan sesuatu yang bermanfaat. Terima kasih.
Tulisan pertama saya di Kompasiana. Saya seorang mahasiswa Perhotelan di salah satu kampus pariwisata terbaik di Indonesia. Saya berasal dari negara yang berada di Eropa Tenggara, Serbia. Pertama kali saya mengenal tentang Indonesia pada tahun 2012 di Dresden, Jerman. Yup, Jerman! Karena waktu SMA saya mendapat beasiswa dari Pasch Schulen Partner der Zukunft (Pasch Schools Partner of the Future), yang dinaungi oleh Goethe Institut, pesertanya berasal dari seluruh negara di dunia. Waktu itu saya sekamar dengan yang berasal dari Sidoarjo, nama dia Bayu yang pertama kali mengajarkan saya tari Saman dari Aceh yang saya ingat sampai sekarang dan dari dia juga saya kenal dengan budaya dan bahasa Indonesia. Bayu bukan satu-satunya orang Indonesia yang mendapatkan beasiswa seperti saya, terdapat 11 teman lainnya juga dari Indonesia yang berasal dari berbagai macam daerah. Selama 3 minggu, teman-teman Indonesia memperkenalkan saya dengan kebudayaan Indonesia yang beragam. Hal tersebut yang membuat saya tertarik dengan “Bhinneka Tunggal Ika” (Berbeda-beda tetapi tetap satu jua), 12 teman saya dari Indonesia berasal dari daerah, suku, dan agama yang berbeda tapi mereka tetap satu, mereka adalah Indonesia. Oleh karena itu, saya sangat tertarik dengan keragaman budaya yang ada di Indonesia.
Pada tahun 2013 saya mencari informasi lebih lanjut di Internet tentang Indonesia. Saya menemukan “Nusantara”, merupakan organisasi pertemanan Indonesia-Serbia yang dinaungi oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Serbia. Lalu saya mendaftar daring untuk menjadi anggota “Nusantara”, saya menjadi salah satu orang yang paling muda di “Nusantara”. Sejak saat itu, saya mulai bertemu dengan orang-orang Indonesia di Serbia, contohnya orang Indonesia yang bekerja dan kuliah di Serbia.
Pada Maret 2014, terdapat acara “Belgrade Fair Tourism”, Indonesia menjadi guest country pada acara itu. Saya sangat senang, karena saya dapat berkenalan dengan pelajar Indonesia, staf KBRI, dan pertama kalinya saya berkenalan dengan Duta Besar Indonesia untuk Serbia periode 2010-2015, Bapak Ir. Samuel Samson, Msi. Tahun ini juga merupakan upacara kemerdekaan pertama saya yang saya ikuti di KBRI Beogard. Dari situlah, saya selalu mengikuti upacara kemerdekaan setiap tahunnya di KBRI Beogard. Saya sangat senang mengikuti upacara hari kemerdekaan Indonesia, saya juga senang mengenal Duta Besar Indonesia untuk Serbia yang berikutnya yaitu Bapak Harry Richard James Kandou periode 2015-2019 dan Bapak Mochamed Chandra Widha Yudha periode 2019-sekarang.
Setelah itu saya semakin tertarik untuk datang ke Indonesia! Kedua kalinya di tahun 2016 saya mengunjungi Indonesia kembali, kali ini liburan saya lebih lama dari tahun sebelumnya. Saya menghabiskan waktu 1,5 bulan di Indonesia, lagi dan lagi saya tidak bosan mengunjungi Jakarta, Bandung dan tempat lain. Saya sangat senang karena liburan kali ini saya lebih lama di Indonesia.
Sudah 2 kali saya liburan ke Indonesia! Apakah saya bosan untuk kembali ke Indonesia? Jawabannya, tentu saja tidak!
Apakah saya bisa bahasa Indonesia? Iya, tentu saja!
Pertama kali saya belajar bahasa Indonesia pada tahun 2017, yang diajari oleh orang Indonesia yang belajar di Serbia, dia membuat kelas kursus belajar bahasa Indonesia untuk orang Serbia. Berlanjut di tahun 2018, saya belajar bahasa Indonesia yang diajarkan oleh Asosiasi Mahasiswa Indonesia di Serbia (Keris).Saya juga pernah kursus belajar bahasa dan budaya Indonesia dari orang Serbia yang pernah kuliah di Solo.Tak hanya itu, saya juga mengikuti kursus dari KBRI Serbia, merupakan kursus resmi dari KBRI, saya juga telah mendapatkan sertifikat yang menerangkan bahwa saya telah mengikuti kursus tersebut.