Gajahmungkur, Semarang---Menua aktif bukanlah khayalan semata, melainkan realitas yang dapat tercapai. Dengan mewujudkan konsep kelanjutusiaan sehat, kita dapat membantu orang tua tersayang agar tetap lincah seperti saat muda. Sabtu (23/7/2022), mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (Undip) melakukan penyuluhan pencegahan jatuh pada lanjut usia (lansia) kepada anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Kelurahan Petompon. Penyuluhan tersebut berfokus pada pengenalan faktor risiko ekstrinsik jatuh yang kerap ditemukan pada lingkungan sekitar, tetapi acap dipandang sebelah mata.
Indonesia kini memasuki periode aging population yang berarti umur harapan hidup meningkat sehingga terjadi perubahan demografi berupa peningkatan populasi lansia. Menyikapi perubahan tersebut, pemerintah telah menerbitkan panduan pelayanan lansia berdasarkan Permenkes Nomor 25 Tahun 2016 tentang Rencana Aksi Nasional Kesehatan Lanjut Usia Tahun 2016-2019 yang telah disusun. Namun, kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan lansia masih perlu ditingkatkan guna mendukung terwujudnya rencana yang tertuang dalam Permenkes tersebut.Â
Selain itu, kepedulian perlu dibina agar para lansia dapat menua sesuai dengan konsep kelanjutusiaan sehat atau healthy aging, yaitu menjadi lansia yang tetap dapat berfungsi optimal, bekerja produktif, dan beraktivitas mandiri di masa tua. Oleh karena itu, mengenali lebih lanjut tentang lima permasalahan yang kerap terjadi pada lansia, atau biasa disebut sebagai geriatric giants, merupakan awal untuk menumbuhkan kepedulian terhadap kebutuhan lansia.
Dari kelima permasalahan dalam geriatric giants, ketidakstabilan atau jatuh pada lansia merupakan hal yang paling sering dipandang sebelah mata karena kurangnya pengetahuan masyarakat terkait komplikasi jatuh pada lansia. Akibatnya pada situasi klinis, lansia yang jatuh sering terlambat ditangani dengan tepat sehingga menyebabkan lansia mengalami disabilitas dan menghambat lansia untuk dapat tetap mandiri di masa tua. Untuk dapat mencegah hal tersebut terjadi, perlu diketahui faktor risiko terjadinya jatuh pada lansia.Â
Terdapat dua macam faktor risiko jatuh, yaitu faktor risiko intrinsik dan ekstrinsik. Faktor ekstrinsik merupakan hal-hal yang masih dapat dimodifikasi guna mencegah terjadinya jatuh pada lansia sehingga pencegahan faktor ekstrinsik dapat dimaksimalkan dengan bantuan partisipasi masyarakat di sekitar lansia. Faktor tersebutlah yang merupakan fokus penyuluhan kepada anggota PKK RW 05 pada program milik Mahasiswa KKN Undip.
Penyuluhan pencegahan jatuh pada lansia dihadiri oleh empatbelas anggota PKK yang sebagian besar tergolong dalam usia lansia, yaitu berusia lebih dari 65 tahun. Edukasi terkait pencegahan jatuh pada lansia diawali dengan pengenalan terlebih dahulu mengenai jatuh pada lansia beserta komplikasi yang kerap terjadi, seperti patah tulang dan kesulitan buang air besar maupun kecil. Tak hanya itu, pengenalan faktor risiko jatuh turut diperkenalkan dan dijelaskan kepada para anggota PKK. Setelahnya dijelaskan terkait langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah jatuh pada lansia, terutama dengan memodifikasi faktor risiko ekstrinsik. Pencegahan jatuh pada lansia dapat dilakukan BERSAMA, yaitu:
1. Benahi permukaan jalan yang tidak rata, licin, atau curam.
2. Eliminasi penyebab tersandung (seperti karpet dan ukuran sepatu yang tidak sesuai dengan ukuran kaki).
3. Rapihkan barang yang menghalangi jalan.
4. Siapkan pegangan sebagai alat bantu berdiri dari posisi duduk (seperti untuk penggunaan toilet duduk).
5. Acuh saat lansia beraktivitas berisiko (naik tangga, berlari, berjalan cepat).
6. Minimalisasi furnitur rumah agar ruang gerak menjadi lebih luas.
7. Atur pencahayaan ruang untuk memudahkan navigasi saat bergerak.
Anggota PKK mengapresiasi penyuluhan pencegahan jatuh pada lansia yang telah dilaksanakan dan berpartisipasi aktif saat penyuluhan berlangsung. Banyak pertanyaan dilontarkan oleh peserta, terutama terkait hal-hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan dan tetap aktif di masa tua. Hal tersebut merupakan respons positif karena menunjukkan semangat peserta untuk mewujudkan konsep kelanjutusiaan sehat sejak dini. Sayangi orang tua, semarakkan konsep kelanjutusiaan sehat!
Penulis: Mathilda Kartika Saraswati (Fakultas Kedokteran)
DPL: Dr. Eng. Agus Setyawan, S.Si., M.Si.
Lokasi KKN: Kelurahan Petompon, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI