Mohon tunggu...
Mathilda AMW Birowo
Mathilda AMW Birowo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, Konsultan PR

Lebih dari 35 tahun menggeluti bidang Corporate Communication. Organisasi: Ketua Umum Alumni Katolik Universitas Indonesia (Alumnika UI) Dewan Pengurus Pusat Wanita Katolik Republik Indonesia Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) Dosen Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara Dosen Komunikasi Vokasi Universitas Indonesia Konsultan Public Relations Anyes Bestari Komunika Penulis Buku Gramedia (terdaftar) Trainer Gramedia Akademi Trainer Pusdiklat KOMINFO Pendidikan: Deakin University - STA Multifaith Leadership for Women Organization London School of Public Relations - M.Si FISIP UI - Sarjana Komunikasi Fakultas Sastra Belanda UI - D3 Cambridge University / LSPR - Managing Information Certification Lemhannas RI, PPRA 64 Penerbitan Buku: Becermin Lewat Tulisan (Gramedia Pustaka Utama) 1001 Virus Cinta Keluarga (Gramedia Widiasarana Indonesia) Brand Yourself (Gramedia Widiasarana Indonesia) Mengembangkan Kompetensi Etis di Lingkungan Kita (Gramedia Widiasarana Indonesia) Melati di Taman Keberagaman Praktik Kepemimpinan Perempuan di Indonesia dan Australia (Gramedia Widiasarana Indonesia) Pencapaian/Penghargaan: Australia Awards Indonesia, STA Scholarship Indonesia Wonder Women, Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Orang Muda di Tengah Krisis Panutan dan Pilkada

24 November 2024   23:11 Diperbarui: 24 November 2024   23:22 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perjuangan kaum muda untuk demokrasi (Sumber: Kompas.com) 

Berdasarkan pada fenomena-fenomena di atas, dan berkaitan dengan peringatan Hari Orang Muda Sedunia 24 November 2024 ini maka dapat dikatakan kaum muda kita mengalami kesulitan untuk mendapat panutan yang ideal. Padahal, Indonesia dalam beberapa tahun ke depan akan menghadapi Bonus Demografi yang ditandai dengan penduduk usia produktif lebih banyak dari penduduk tidak produktif. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, bonus demografi hanya akan dialami satu kali oleh suatu bangsa. Indonesia diproyeksikan mengalami puncaknya di tahun 2030, dengan jumlah penduduk usia kerja mencapai 201 juta orang atau setara 68,1 persen dari jumlah total penduduk. Berkaitan dengan Bonus Demografi, wacana dan gagasan Generasi Emas 2045 dicetuskan guna mempersiapkan generasi muda Indonesia menuju  bangsa yang berdaulat, adil dan Makmur. Penyusunan visi ini melibatkan semua pemangku kebijakan; pendidikan tinggi; generasi muda; serta lembaga profesi.

Orang muda untuk Indonesia Emas (Sumber: CNN) 
Orang muda untuk Indonesia Emas (Sumber: CNN) 

Panutan  kepemimpinan nasional menjadi sangat relevan setelah Pemilu dan kini jelang Pilkada yang diselenggarakan 27 November 2024. Menurut data dari CSIS pada Pemilu 2024, ada perubahan demografi dengan membesarnya jumlah pemilih muda (generasi z dan milenial). Sehingga peta politik ke depan akan selaras dengan tipikal pemilih muda yang dinamis, adaptif dan responsif.  Untuk itu pemilih muda sangat perlu menentukan sikap dan pilihannya dalam Pilkada mendatang, jangan golput. Karena suara orang muda akan menentukan arah kebijakan pemerintah yang lebih baik, berkeadilan dan mempersatukan bukan memecah-belah. Terkait dengan tingginya penggunaan media sosial maka materi-materi yang ditayangkan akan juga memengaruhi preferensi politik pemilih. Media mainstream sangat perlu menyeimbangi postingan-postingan di media sosial. Pemberitaan di media massa ini seharusnya lebih dapat menjadi acuan karena memiliki landasan etika jurnalistik. Di lain pihak, kaum muda harus selektif dalam mengonsumsi informasi di media sosial sebagai sarana menelusuri rekam jejak pasangan calon agar dapat memilih dengan tepat berdasarkan hati nurani dan nalar, bukan karena berbagai iming-iming, imajinasi atau dukungan dari tokoh-tokoh tertentu. Kita harus menghargai dan mendukung siapapun yang terpilih, karenanya jangan salah pilih. (Mathilda AMW Birowo)

 

Bahan Referensi:

1. Mathilda AMW Birowo & Tim Dosen UMN (2024), Komunikasi Interpersonal, Penamuda Media

2. DeVito,  Joseph A. (2022) The Interpersonal Communication. 16thEdition. United States of America: Pearson Education, Inc.

3. Wood, Julia T. (2013) Komunikasi Interpersonal: Interaksi Keseharian. Edisi 6. Jakarta: Salemba Humanika.

4. West, Richard dan Lynn H. Turner. (2006) Understanding Interpersonal Communication: Making Choices in Changing Times. UK: Thomson Learning, Inc.

5. Baron, R.A., & Byrne, D., (2004) Psikologi Sosial. Edisi Kesepuluh, Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga

6. Samovar, L.A., Porter, R.E., McDaniel, E.R., & Roy, C.S. (2013). Communication Between Cultures. 8th Edition. International Edition. Wadsworth: Cengage Learning.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun