Professor Emeritus Dr. David H. Olson menyebutkan bahwa "All the problems in the world either begin in the family or end up in the family. Pernyataan tersebut menandakan bahwa peran keluarga sangat penting, apakah keluarga yang kita bangun akan menjadi keluarga yang memunculkan beragam masalah atau keluarga yang mampu mengatasi masalah. Terlebih lagi saat ini keluarga-keluarga di Indonesia bahkan dunia sedang menghadapi berbagai fenomena, seperti:
- Fenomena I-Family atau Internet Family yang menandakan kemajuan teknologi serta internet sudah menjadi kebutuhan bagi sebuah keluarga. Sisi positifnya teknologi dan internet dapat menyediakan berbagai kemudahan, namun sisi negatifnya kehadiran teknologi serta internet dapat menjauhkan yang dekat, mendekatkan yang jauh, sebuah distraksi bagi kelekatan keluarga.
- Situasi pandemi yang dihadapi secara kolektif keluarga-keluarga di dunia, membawa berbagai dampak pada berbagai aspek kehidupan keluarga.
- Kerentanan yang sudah ada pada keluarga sebelum masa pandemi muncul, seperti relasi dingin dan komunikasi yang buruk, atau perlakuan yang kurang tepat antar anggota keluarga, serta kesulitan-kesulitan yang ada terutama untuk memenuhi kebutuhan keluarga. - Evi Deliviana, M. Psi. Psikolog., (Ketua Pusat Studi Wanita UKI)
Keluarga merupakan kelompok individu terkecil dari masyarakat, namun merupakan  landasan utama terbentuknya sumber daya manusia yang dapat memengaruhi keadaan masyarakat. Penting sekali untuk memberi edukasi yang baik kepada tiap-tiap anggotanya agar terwujud keluarga yang sesuai norma dan memberi manfaat bagi masyarakat. Teori Struktural Fungsional memperkuat pemahaman ini bahwasanya tiap-tiap anggota keluarga  harus  menjalankan  peran  dan  fungsinya  sesuai  dengan  yang semestinya.Â
Kaitannya dengan peran perempuan, Teori Feminis adalah teori yang paling sensitif  untuk dibahas karena terdapat perbedaan pandangan besar dalam masyarakat. Teori Feminisme berfokus pada pentingnya kesadaran mengenai persamaan hak antara perempuan dan laki-laki.  Teori ini  berkembang sebagai  reaksi  atas fakta  yang  terjadi  di masyarakat,  yaitu adanya konflik kelas, ras, dan gender.Â
Turunan dari teori Feminis adalah Teori Gender yang membahas tentang ketidaksetaraan. Kajian gender lebih  memperhatikan  pada  aspek  maskulinitas  atau feminitas seseorang. Peran gender tidak berdiri sendiri melainkan terkait dengan identitas dan berbagai  karakteristik  yang  diasumsikan  masyarakat  karena terjadinya ketimpangan status  antara laki-laki  dan perempuan,  bukan sekedar  perbedaan  fisik  tetapi  seluruh  nilai  sosial  budaya. Kesetaraan gender merupakan kesamaan kondisi baik laki-laki maupun perempuan untuk memperoleh kesampatan serta hak-haknya sebagai manusia.
Bagaimana teori-teori tersebut berkaitan dengan masyarakat? Durkheim  mengungkapkan  bahwa  masyarakat  adalah  sebuah  kesatuan  dimana  di dalamnya  terdapat  bagian  --  bagian  yang  dibedakan.  Bagian-bagian  dari  sistem  tersebut mempunyai  fungsi  masing  --  masing  yang  membuat  sistem  menjadi  seimbang.  Berbicara tentang keseimbangan dalam masyarakat tak dapat lepas dari aspek Ketahanan Keluarga.
Ketahanan keluarga didefinisikan sebagai kemampuan keluarga untuk menangkal atau melindungi diri dari berbagai permasalahan atau ancaman kehidupan baik yang datang dari dalam keluarga maupun dari luar keluarga seperti lingkungan, komunitas, masyarakat, maupun negara. Dalam diskusi yang dimediasi oleh Asosiasi Dosen Indonesia, Agustus 2020 dengan perwakilan  pemimpin-pemimpin  dari berbagai organisasi berbasis kepercayaan di Indonesia, terungkap lima indikasi yang menggambarkan tingkat ketahanan suatu keluarga yaitu:
 1. adanya sikap saling melayani sebagai tanda kemuliaan
 2. adanya keakraban antara suami dan istri menuju kualitas perkawinan yang baik
 3. adanya orang tua yang mengajar dan melatih anak-anaknya dengan berbagai
   tantangan kreatif, pelatihan yang konsisten, dan mengembangkan keterampilan
 4. adanya suami dan istri yang memimpin seluruh anggota keluarganya dengan penuh