4. Self-awareness
Adalah penting memahami kekuatan dan kelemahan tim kerja kita. Tetapi tak kalah penting adalah juga melakukan refleksi diri.
Dalam peristiwa pengeboman di 3 gereja di Surabaya, Risma merasa sangat terpukul. "Saya Sedihlah, saya sudah berikan semua sampai tanganku patah. Lalu ada orang melukai orang lain. Padahal aku inginnya orang Surabaya tidak kelaparan, tidak kebanjiran, tidak macet. Tapi orang lain melukai dengan paling benar. Aku sudah melakukan segitu banyak tapi saya tidak merasa paling benar," sebut Risma. Ia mengecam tindakan teror yang memakan 13 korban jiwa bagaimana diberitakan DetikNews Minggu, 13 Mei 2018
5. Persuasion
Pemimpin yang melayani menggunakan persuasi untuk membangun konsensus dan mendapatkan dukungan dari tim mereka. Dengan begitu, setiap orang merasa memiliki andil dalam kesuksesan tim.
6. Conceptualization
Sebagai pemimpin kita harus tahu kemana tujuan kita, juga visi misi perusahaan. Sikap sujud Risma di hadapan para dokter itu lantaran dirinya tidak terima stafnya disalahkan dan dituding tidak bisa berkomunikasi dan berkoordinasi terkait masalah rumah sakit yang penuh. "Saya ndak terima, gimana mungkin kalau di dalam itu saya sudah habis-habisan, bahkan mohon maaf, kadang sepatu saja melayang. Jadi, ya kan kasihan mereka kalau mereka masih disalahkan orang, sudahlah saya disalahkan," kata Risma.
Peristiwa itu terjadi saat Risma menggelar audiensi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya di Balai Kota Surabaya, sebagaimana diberitakan Kompas.Com Senin 29/6/2020. Risma menjelaskan bahwa tim nya selalu membuat laporan rinci, dan ia selalu mengikuti perkembangan yang dilakukan.
Pemimpin yang memiliki konsep kerja yang jelas akan mampu mengarahkan tim kerjanya dan sangat mengenal apa yang telah mereka lakukan.
7. Foresight
Karakteristik utama lainnya dari kepemimpinan yang melayani adalah mengambil pengetahuan yang telah dipelajari di masa lalu dan menerapkannya di masa depan sehingga kita dan tim dapat terus berkembang.