“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tetapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”
Ir. Soekarno
“Nenek moyangku orang pelaut gemar mengarung luas samudra menerjang ombak tiada takut menempuh badai sudah biasa…”
Saridjah Niung
-50 Besar Essai Terbaik Kategori Mahasiswa Lomba Essai tingkat Nasional : Membangun Generasi Muda Berjati Diri ke-Indonesia-an-
Pengantar
Entah sudah berapa kali masyarakat dan media digemparkan dengan aksi heroik yang dilakukan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiatuti. Kini, berbagai media massa cetak maupun elektronik senantiasa secara rutin mengabarkan kondisi kelautan dan perikanan Indonesia, baik secara regional, nasional, maupun global. Apakah ini sebuah fenomena reinternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam pembangunan kembali paradigma negara maritim? Barangkali benar, paling tidak telah meningkatnya kesadaran dan keprihatinan akan kedaulatan maritim secara konstruksional dan institusional.
Setelah berjuang selama 70 tahun mengisi kemerdekaan, Indonesia kini dihadapkan dengan semakin kompleksnya permasalahan berbangsa dan bernegara. Menjadi sebuah rambu-rambu yang dikemukakan oleh Ir. Soekarno yang patut kita perhatikan sunguh-sungguh, bahwa kini yang kita hadapi bukan lagi penjajahan dari bangsa lain, melainkan watak dari bangsa kita sendiri yang tentunya bersifat senyap dan membaur dengan kehidupan berbangsa dan bernegara. “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tetapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”
Sebagai negara besar yang sebagian besar wilayahnya dikelilingi oleh laut dan lautan, maka sudah sepantasnya rakyat Indonesia berbangga dengan karunia yang tak ternilai dari Yang Kuasa. Nenek moyang kita telah menunjukan itu dengan mengarungi samudera yang luas itu sampai jauh.Tidak berlebihan jika Saridjah Niung atau yang lebih akrab kita sapa Ibu Soed menggambarkan sejarah emas nenek moyang Indonesia ke dalam lagu.
Pembangunan Negara Maritim : Keniscayaan Sejarah Dunia
Menjadi sebuah keniscayaan sejarah bangsa-bangsa di dunia, bahwa di era Sriwijaya, Majapahit, dan Demak, “Indonesia” adalah bangsa tangguh dan tangkas yang disegani di kawasan Asia. Banyak negara mulai dari Tumasik, Pasai, hingga Campa tunduk oleh kegagahan armada kapal Sriwijaya dan cetbang (meriam api) yang dimiliki Majapahit, strategi politik ekonomi Demak, dan lain sebagainya. Dunia mencatat bahwa I Tsing pernah menyebarluaskan kekagumannya akan Shih Li Fo Shih (Sriwijaya) yang adalah sebuah kerajaan maha besar yang memiliki armada laut teramat kuat. Kekaguman yang ia alami selama kurang lebih 6 bulan di Sriwijaya itu meyampaikan doktrin negara maritim kekinian, terutama dalam hal pertahanan dan keamanan nasional. Doktrin negara maritim memandang bahwa Negara terdiri atas wilayah lautan yang menghubungkan pulau-pulau.