Mohon tunggu...
Mateus Hubertus Bheri
Mateus Hubertus Bheri Mohon Tunggu... Penulis - Menulis Itu Seni

Sastra

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menunggu Narasi Politik Orang Muda di Pemilu 2024

2 Agustus 2023   13:36 Diperbarui: 2 Agustus 2023   13:43 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sinilah ruang itu perlu di isi oleh orang muda yang memiliki watak progresif dan revolusioner. Mereka menjadi pembanding, manakala dalam pertarungan narasi tersebut tidak berimbang. Sehingga narasi orang muda tentang politik dan calon pemimpin dan wakil rakyat yang hendak di pilih menjadi faktor penentu bagi masyarakat untuk menentukan hak politiknya di bilik suara.

Orang muda harus menjadi garda terdepan dalam pertarungan narasi karena merekalah pewaris tunggal republik ini. Manakala negeri ini di kuasi oleh para bandit-bandit, maka bangsa ini akan selalu terkukung dalam kemiskinan dan kemelaratan.

Sembari menoleh kembali catatan sejarah, bagaimana presiden pertama Indonesia Bung Karno menempatkan orang muda pada barisan terdepan dalam membangun bangsa. Hal ini termanifestasi dalam ungkapannya yang berbunyi "Berikan aku 1000 orang tua maka akan kucabut gunung semeru bersama akarnya dan berikan aku 10 pemuda maka akan kuguncangkan dunia",.

Ungkapan Bung Karno ini ingin meyakinkan orang muda bahwa maju mundurnya republik ini ada di tangan orang muda. Dalam konteks pemilu, masyarakat sangat menantikan narasi politik orang muda di panggung politik Pemilu 2024. Tampilnya orang muda dalam pertarungan narasi turut memberikan kontribusi menyelamatkan bangsa ini dari tangan jahil yang berusaha menguasinya.

Narasi politik orang muda  di Pemilu 2024 sangat menentukan nasib dan masa depan negeri ini. Dengan demikian semua mata dan telinga masyarakat ingin sekali mendengar narasi-narasi dari orang muda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun