Mohon tunggu...
Rizki Maulana
Rizki Maulana Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis Gaya Bebas

Masih muda, suka menulis, mancing dan nongkrong in orang-orang duafa.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Semua Ulah Pak Didiek Hartantyo!

30 Oktober 2024   18:41 Diperbarui: 30 Oktober 2024   20:21 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest (Jonathan)

Jakarta, 17 September 2023. Hari itu, seorang pemuda berlagak tak biasa. Duduk, beridiri, lalu mondar-mandir. Untung saja wanita baik hati datang menghampirinya, meminjam ponsel si pemuda, lalu duduk berdua hingga kereta LRT datang menjemput mereka.

Jujur, pemuda itu adalah saya saat pertama kali naik kereta LRT. "LRT kami hadirkan untuk mengurangi kemacetan di kota." Ucap presiden Joko Widodo saat meresmikan LRT Jabodetabek pada 28 Agustus 2023. 

Memang benar, pada Oktober 2024 data KAI menyebutkan terdapat 81.932 penumpang menggunakan LRT dalam sehari. Itu berarti hadirnya kereta ini setidaknya mengurangi 80.000 pengendara pribadi setiap harinya.

Dengar-dengar juga, Dirut PT KAI, Didiek Hartantyo akan menarget sekitar 137.000 penumpang dalam satu hari. Tentu angka sebesar itu sudah cukup menekan kemacetan di Jabodetabek. Itulah alasan mengapa saya lebih memilih naik angkutan massal dibanding kendaraan pribadi.

***

Sore itu, baru saja keluar dari pintu kantor, saya harus pulang sebelum pukul 8 malam, sebab keluarga dari kampung mau datang. Karena kota begitu macet, dan saya harus sampai ke kost dalam 30 menit saja, sepertinya opsi naik LRT boleh juga. 

Bergegas saya menuju stasiun Jatimulya yang kebetulan dekat dari kantor. Seperti orang hendak naik kereta api pada umumnya, tanpa pikir panjang saya segera membuka aplikasi KAI Access untuk memesan tiket. Tapi apesnya, fitur LRT tidak muncul di beranda. 

Saya bingung, google terbuka, "tutorial memesan tiket LRT di hp" begitu tulisan di mesin pencari saya. Artikel demi artikel saya baca dari duduk, berdiri, hingga berjalan ke sana-ke mari, belum juga mendapatkan solusi. Hingga, sosok wanita bercadar datang menghampiri. "Bagaimana? ada yang bisa saya bantu kak?."

Minder, awalnya saya tak ingin nampak gaptek. Tapi kata orang "malu bertanya sesat di jalan" atau lebih tepatnya "malu bertanya macet di jalan" saya pun meminta bantuan wanita tersebut. 

Novanda Melysha (21), ia mencoba mengidentifikasi kendala pada KAI Access milik saya. Rupanya fitur LRT tidak menghilang, apalagi dihapus, hanya saja saya belum update aplikasinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun