Mohon tunggu...
yayan sunarya
yayan sunarya Mohon Tunggu... -

Staf pengajar pada jurusan pendidikan kimia UPI

Selanjutnya

Tutup

Money

Home-Industri Berbasis Kimia (Boiler Water Treatment)

22 Oktober 2010   01:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:13 1399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Hampir semua industri memiliki boiler untuk proses produksinya, baik industri makanan, tekstil, maupun produk jasal lainnya. Boiler dioperasikan untuk menghasilkan uap air yang dibutuhkan selama proses produksi seperti pematangan makanan, pencelupan, pemanasan dengan uap air atau kebutuhan lainnya. Air proses yang dimasukkan ke dalam boiler (feed water) memiliki karakteristik kimia beragam bergantung pada sumbernya. Sejatinya, sebelum air dimasukkan ke dalam boiler diproses terlebih dulu menggunakan resin penukar ion untuk menurunkan kadar mineral yang terkandung di dalamnya. Namun demikian, tidak semua industri melakukan hal itu disebabkan harga resin penukar ion mahal dan harus selalu diregenerasi untuk mengoptimalkan kembali kinerja resin.

Apabila air proses yang dimasukkan ke dalam boiler tidak diolah dapat membentuk kerak (scale) dan karat (rust) yang dapat menghambat proses penguapan air dan merusak dinding boiler, sehingga banyak energi panas yang terbuang dan tentunya boiler akan rusak yang berdampak pada biaya produksi membengkak. Oleh karena itu, air proses untuk feed water boiler perlu diolah baik sebelum maupun selama proses penguapan air berlangsung.

Pengolahan feed water boiler selama proses produksi memerlukan chemical, disebut boiler water treatment (BWT). Pemasaran BWT ke industri-industri dilakukan secara langsung oleh perusahan jasa yang menawarkan harga berkisar antara Rp 25.000 - Rp 35.000 per kilo BWT. Setiap hari, satu buah boiler dengan kapasitas 7 ton air memerlukan BWT sekira  25 kg. Setiap industri memilik boiler tidak kurang dari 2 buah, bahkan industri seperti produk mie instan dapat memiliki 10 boiler.

Jika kita pandai memasarkan produk BWT ke industri-industri dan sehari terjual sekira 50 kg (untuk satu industri) maka keuntungan yang dapat diperoleh cukup fantastis. Harga bahan baku per kilo BWT sekira Rp 12.500,- jika harga jual produk adalah Rp 20.000,- maka keuntungan brutto yang diperoleh sebesar Rp. 375.000,- per hari per industri. Jika kita dapat menangani 10 boiler per hari pada beberapa industri dapat dibayangkan keuntungan yang diraih sebesar Rp 3.7500.000,- per hari.

Bahan baku untuk pebuatan BWT adalah: (1) alkalinitas builder; (2) oxygen scavenger; (3) mineral uptake; dan (4) corrosion inhibitor. Alkalinitas builder berfungsi untuk mempertahankan pH feed water berkisar antara 9 - 10.  Oxygen scavenger berfungsi untuk mengikat gas oksigen terlarut dalam feed water agar tidak menimbulkan korosi oleh gas oksigen. Mineral uptake berfungsi untuk mengikat mineral, terutama zat kimia yang dapat menyebabkan kerak (scale) seperti ion-ion kalsium, silikat, dll disebut juga kesadahan. Sedangkan corrosion inhibitor berfungsi untuk menghambat terjadi korosi pada dinding boiler yang disebabkan oleh gas oksigen dan gas karbon dioksida terlarut dalam air.

Alkalinitas builder dapat menggunakan bahan kimia yang tergolong basa; oxygen scavenger dapat menggunakan zat kimia seperti senyawa-senyawa sulfit, nitrit, dan senyawa yang tergolong oksidator; mineral uptake dapat menggunakan senyawa dari bahan alam seperti tanin, kitosan, senyawa antosianin, dll. sedangkan untuk corrosion inhibitor dapat menggunakan 2-aminobenzotriazol, 3-mercaptopropionic acid, cymetidine, diphenilthiourea, dll.

SELAMAT MEMBANGUN HOME INDUSTRI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun