Mohon tunggu...
Haris Abdi
Haris Abdi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Industri'19

Do everything with hardwork, sincere, and prayer

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pembuatan Pupuk Non Kimia Mahasiswa UNTAG Surabaya Membuat Program Matching Fund Kampus Merdeka

28 Desember 2021   14:26 Diperbarui: 28 Desember 2021   15:28 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PEMBUATAN PUPUK NON KIMIA DARI BAHAN SUMBER DAYA ALAM NABATI DAN HEWANI YANG TERDAPAT PADA LINGKUNGAN SEKITAR

Haris Abdi. 28 Desember 2021, Kota Surabaya.

Program Matching Fund Kampus Merdeka merupakan satu bentuk kegiatan dalam melaksanakan program kerja bakti di Desa Minggirsari, Kota Blitar. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 16-17 November 2021. Program ini merupakan kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dapat dikonversikan ke sks mata kuliah KKN. Pada kegiatan ini ada beberapa anggota yang terdiri dari 6 Mahasiswa dari Program Studi Teknik Industri, dan dibimbing langsung oleh 3 Dosen yaitu bapak Hery Murnawan, S.T , ibu Hilyatun Nuha, S.T , dan bapak Drs. Achmad Maqsudi, M. Si, Ak., Ca.

Pada kegiatan ini mahasiswa belajar bagaimana cara membuat pupuk non kimia yang mana bahan pembuatan didapatkan dari sumber daya alam di sekitar. Desa minggirsari merupakan salah satu desa yang memiliki banyak lahan persawahan dan mayoritas masyarakatnya menjadi petani. Disini juga masih banyak hasil sumberdaya alam yang mudah ditemukan, oleh karena itu sebisa mungkin masyarakat desa memanfaatkan hasil alam dengan sebaik-baiknya, dan dibuatlah pupuk non kimia berkualitas. Disamping untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada, pupuk ini juga dibuat untuk menunjang hasil pertanian yang maksimal demi kesejahteraan masyarakat Desa Minggirsari sendiri.

Bagi para petani, perawatan tanaman memakan banyak biaya pada bagian pemupukan. Kondisi itu disebabkan karena subsidi pupuk kimia buatan dari pemerintah berkurang seiring berjalannya waktu. Hal itu menyebabkan petani perlu menambah biaya pembelian pupuk kimia buatan agar nutrisi tanaman tetap terpenuhi dengan tujuan output optimal.

Berdasarkan masalah tersebut, petani di Desa Minggirsari, Blitar yang tergabung dalam Gapoktan Sekarsari, Desa Minggirsari, Blitar, berupaya untuk mengurangi biaya dengan cara mengganti pupuk dari yang semula menggunakan pupuk kimia buatan menjadi pupuk organik. Penggunaan bahan organik sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada tanaman. Terlebih biaya yang digunakan untuk pemupukan jauh lebih murah dibandingkan dengan penggunaan pupuk kimia buatan. Menurut keterangan Pak Saiful, biaya perawatan yang diperlukan untuk satu batang cabai apabila menggunakan pupuk kimia buatan mencapai Rp2000,- sedangkan untuk penggunaan pupuk organik hanya sebesar Rp1000,-. Dapat terlihat bahwa biaya yang digunakan dapat dihemat hingga 50%.

Pupuk organik yang digunakan berasal dari bahan nabati maupun bahan hewani. Bahan nabati pada tanaman memberikan fungsi peningkatan kerimbunan daun pada tanaman sedangkan bahan hewani berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Dengan kedua fungsi tersebut, penggunaan kedua bahan memiliki kombinasi berbeda yang diimplementasikan di waktu yang berbeda sesuai dengan kondisi dan kebutuhan tanaman.

Berikut merupakan bahan Nabati dan Hewani yang digunakan untuk proses pembuatan pupuk:

bahan nabati:

  • Tetes tebu (1 liter)
  • Tempe (4kg)
  • Kecambah (1kg)
  • Belimbing (2kg)
  • Bayam (1 ikat)
  • Jagung (1 kg)
  • Kunyit (1 kg)
  • Nanas (1 kg)
  • Pepaya muda (1 kg)
  • Akar Putri Malu (1/2 kg)
  • Rebung (3 kg)
  • Daun Kelor (1 piring)
  • Air cucian beras (30 liter)
  • Krokot (1 piring)
  • Cuka Tahu (30 liter)
  • Air kelapa (30 liter)
  • Lengkuas (1 kg)
  • Pupus daun ubi jalar (1 ikat)
  • Bonggol Pisang
  • Bakteri (1 liter)

dok.pri
dok.pri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun