Mohon tunggu...
Matawam
Matawam Mohon Tunggu... Seniman - Medioker Profesional

Penikmat musik, pecinta film, penggemar seni, penggila sepakbola.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Football is a Working Class Game with a Business Class Prices

13 Mei 2013   21:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:38 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: http://img.thesun.co.uk/multimedia/archive/01664/football-protest-1_1664650a.jpg

sepakbola sejatinya adalah sebuah olahraga untuk segala golongan kelas ekonomi. semua orang mempunyai hak yang sama untuk menikmati dan dihibur sebuah pertandingan sepakbola. tapi dengan masuknya istilah sepakbola modern ke ranah olahraga yang katanya diciptakan pertamakali di inggris itu, sepertinya sepakbola hanya menjadi sebuah komiditi bisnis untuk meraup uang sebanyak-banyaknya oleh pihak-pihak yang melihat peluang itu. tidak hanya dari pemilik klub, bahkan pemain pun memanfaatkan kemampuan dan daya jualnya untuk mendapatkan gaji dan nilai kontrak setinggi mungkin kepada klub yang mengontraknya. hasilnya, fifa, badan sepakbola tertinggi mengeluarkan peraturan batas keuangan klub dan nilai seorang pemain. di pertandingan antara liverpool vs arsenal yang berakhir seri 2-2 musim ini, para fans liverpool berteriak tentang tinggi harga tiket pertandingan tersebut melalui spanduk-spanduk yang dibawanya. [caption id="" align="aligncenter" width="634" caption="sumber: http://attackingfromtheleft.files.wordpress.com/2013/02/article-0-1741aab0000005dc-490_634x364.jpg"][/caption] ya, golongan pekerja di inggris adalah penikmat dan pemasukan utama  kas keuangan sebuah klub melalui pembelian tiket dan merchandise klub yang dibelanya tersebut selain dari siaran televisi dan iklan-iklan. mungkin penjualan tiket dan penjualan merchandise tidak berdampak signifikan ke dalam kas keuangan sebuah klub, tapi tanpa mereka, sebuah klub sepakbola bukanlah apa-apa dan manajemen sebuah klub tidak akan bisa berjalan lancar tanpa adanya dukungan dari mereka. [caption id="" align="aligncenter" width="620" caption="sumber: http://img.thesun.co.uk/multimedia/archive/01664/football-protest-1_1664650a.jpg"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="sumber: http://news.bbcimg.co.uk/media/images/65250000/jpg/_65250627_65250626.jpg"]

sumber: http://news.bbcimg.co.uk/media/images/65250000/jpg/_65250627_65250626.jpg
sumber: http://news.bbcimg.co.uk/media/images/65250000/jpg/_65250627_65250626.jpg
[/caption] bahkan dalam pertandingan manchester city melawan arsenal musim ini pun diboikot para pendukung manchester city sendiri akibat tingginya harga tiket yang dijual. Ditambah dengan tidak semangatnya para pemain city dalam bermain semakin membuat fans fanatik city yang datang ke stadion berang, begitu pun dengan roberto mancini. bahkan wasit yang memimpin big match tersebut mengingatkan kepada para pemain city untuk bermain penuh semangat agar memuaskan para pendukungnya yang telah membeli tiket yang tidak murah. dampak sepakbola modern terasa sampai ke indonesia, terutama kepada para penonton liga utama inggris. masalah hak siar liga utama inggris selalu membuat was-was para penonton setiap musimnya. karena setiap musimnya, mereka selalu mencari kabar apakah liga inggris musim ini akan disiarkan oleh televisi lokal dan dapat ditonton secara gratis atau tidak? sudah hampir beberapa musim ke belakang ini, hak siar selalu menjadi masalah yang sepertinya tidak akan kunjung usai. harga yang semakin tinggi, dan kemampuan beli yang rendah membuat hak siar liga utama inggris selalu berpindah-pindah stasiun televisi. saya lupa musim tahun berapa ketika tayangan liga inggris pertamakali dibeli oleh sebuah perusahaan televisi berbayar. saya harus rela menonton tim kesayangan saya di sebuah klub malam di kawasan blok m, bersama hampir komunitas pendukung klub kesayangan tersebut. bahkan seorang teman saya sampai rela mempunyai dua televisi berbayar untuk menonton liga inggris selama satu musim. memang ada serunya nonton ramai-ramai. chant-chant yang selalu diserukan selama pertandingan menjadi gimmick menarik. tapi terkadang ada kalanya ketika pertandingan yang disiarkan malam hari dan ingin dinikmati sembari menunggu kantuk datang harus dilewati karena tidak disiarkan oleh stasiun televisi lokal. belum juga musim ini selesai, kabar mengenai hak siar liga utama inggris yang sudah dibeli oleh salah satu brand televisi berbayar kembali beredar. kabarnya pun masih simpang siur. ada yang bilang kalau siaran liga inggris akan ditayangkan juga oleh dua stasiun televisi lokal. tapi sampai sekarang, kepastian yang diyakini kebenarannya adalah tentang hak siar yang dibeli oleh sebuah televisi berbayar. tidak dapat dipungkiri, hampir setiap musimnya, liga utama inggris selalu membawa hal-hal menarik. seperti transfer sebuah bintang besar ke klub inggris, pergantian pelatih, dan sebagainya. hal-hal ini tentu yang menambah daya jual siaran liga utama inggris. dan atas nama bisnis, kepentingan masyarakat banyak sepertinya dilupakan. dan sekali lagi, atas nama bisnis, football is a working class game with a business class prices. kalau sudah begini, saya teringat quote dari legenda sepakbola perancis, eric cantona. [caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="sumber: http://www.lushquotes.com/pics/eric-cantona/The-real-fans-of-football-come-from-the-working-class.-Now-they-cannot-afford-to-come-and-watch-the-game..jpg"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun