[caption id="" align="aligncenter" width="540" caption="Kick-Ass 2 (sumber:http://2.bp.blogspot.com/-uIBDE8qxHIA/UciNNualr_I/AAAAAAAA2CI/q4-eIdn5scA/s1600/Kick-Ass+2+poster.jpg)"][/caption] Setelah kabar aksi Kick-Ass dalam memberantas kejahatan gembong mafia tersebar luas, dalam sekejap, Kick-Ass menjadi idola baru bagi masyarakat yang selalu ditindas dan tertindas. Munculnya Kick-Ass membuat semua orang mempunyai keberanian dan tanggung jawab untuk memberantas kejahatan di sekitar kita. Semua orang ingin seperti Kick-Ass, mereka ingin menjadi superhero. Tapi ketika efek dari aksi Kick-Ass itu meluas, Dave Lizewski, orang dibalik topeng Kick-Ass justru sibuk dengan pergaulan dan PR sekolahnya. Bagaimana bisa orang yang telah membawa efek besar kepada masyarakat luas justru sibuk dengan masalah pergaulan dan pekerjaan rumahnya sebagai seorang siswa SMA?? Dave yang menyadari itu lalu mulai bergerak. Tapi tidak gegabah. Ia sadar dirinya tidak begitu pandai berkelahi. Itu sebabnya ia menghubungi Mindy Macready a.k.a Hit Girl, his partner in crime, untuk melatihnya sebelum turun ke aksi yang sebenarnya. Tapi Mindy bukannya tanpa masalah. Setelah kematian ayahnya, Big Daddy, Mindy dihadapkan pada satu persoalan dimana ia masih mempunyai keinginan yang besar untuk memberantas kejahatan dengan menjadi alter ego-nya, Hit Girl, tapi Marcus, teman ayahnya yang merawat Mindy setelah ayahnya meninggal bersikeras agar Mindy melupakan masa lalunya dan menjadi seorang gadis normal pada umumnya, seperti permintaan ayahnya. Masalah satu belum selesai, Chris D'Amico yang ayahnya meninggal karena dibunuh Kick-Ass mulai merekrut penjahat-penjahat kelas satu untuk membantunya membunuh Kick-Ass sebagai pelampiasan dendamnya. Keputusan Matthew Vaughn memberikan kursi sutradara kepada Jeff Wadlow sendiri cukup mengejutkan. Karena Jeff Wadlow lebih banyak membuat film pendek. Meskipun ada beberapa film panjang yang sudah pernah ia produksi seperti, "Never Back Down" dan "Cry Wolf". Tapi kedua film itu tidak secemerlang film-film Matthew Vaughn. Seperti tidak ingin melepas film ini begitu saja untuk diacak-acak oleh Jeff Wadlow, Matthew Vaughn duduk di kursi produser. Hasilnya? Film kedua ini masih tetap terjaga mise-en-scene-nya, mulai dari kostum, artistik, shot sampai dialog-dialog humor yang apa adanya. Cuma sayangnya banyak cerita yang ingin disampaikan dari 3 karakter penting di film ini. Hal itu membuat alur ceritanya menjadi sangat cepat dan pemotongan gambar antar scene-nya pun jadi begitu singkat dan padat. Hal itu membuat penonton seperti tidak diberikan ruang untuk "merasakan" apa yang terjadi di dalam scene-scenenya. Penampilan aktor-aktor senior seperti John Leguizamo dan Jim Carrey cukup menyita perhatian. Terutama untuk nama pertama yang disebut. John Leguizamo, meskipun karakternya sangat tipikal, tapi ia berhasil membawakan tokoh Javier, anak buah Chris D'Amico yang serius tapi santai. Sementara untuk Jim Carrey, penampilannya tidak seistimewa ketika ia memerankan The Riddler di film Batman Forever. RATING: 7,5/10
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H