Mohon tunggu...
Gilang Mahadika
Gilang Mahadika Mohon Tunggu... Penulis - Social researcher

Graduate Fellow ARI-NUS (Asia Research Institute, National University of Singapore), AGSF (Asian Graduate Students Forum) 2021| Anthropology | Interested in Southeast Asian Studies

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Womensmarchmlg 2018", Kembalinya Kesadaran akan Semangat Perjuangan Egalitarianisme

6 Maret 2018   13:28 Diperbarui: 1 Maret 2021   21:08 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kala pagi itu sekitar pukul 10.00, 5 Maret 2018, terik matahari terasa hingga ubun-ubun kepala. Para perempuan membawa kertas-kertas yang bertuliskan akan hak-hak mereka. Mereka menyuarakan aspirasi mereka atas ketidakadilan dan berdiri bersama di depan Gedung Balai Kota Malang. Hal menarik ditemui pula mereka representasi para perempuan dari Indonesia Timur dapat hadir di tengah penduduk Jawa yang juga berusaha menyukseskan gerakan ini. 

dokpri
dokpri
Mereka dengan lantang mengibarkan semangat feminisme guna merespon isu di mana aturan-aturan yang sifatnya berpihak terhadap kaum laki agar segera direvisi. Ada pula beberapa perempuan yang mengangkat isu kekerasan dalam rumah tangga dan dituliskan dalam kertas yang mereka genggam. Saya seringkali menjumpai mereka yang mengangkat keluh kesah akan tubuh mereka sendiri yang terobjektifikasi oleh kaum laki, sehingga coret-coretan pada sebuah kertas yang mereka genggam menjadi representasi harapan agar terjadinya rekonstruksi ide, sehingga perempuan dapat berdiri kembali menjadi subjek, layaknya mereka yang dianggap kaum maskulin.

dokpri
dokpri
Tak sedikit saya melihat juga para lelaki yang hadir dalam acara itu. Mereka juga membawa kertas-kertas yang bertuliskan akan perjuangan hak-hak perempuan. Hal ini justru menjadi penanda sudah ada kesadaran bagi kaum laki-laki untuk berusaha membangun kesetaraan. Antusiasme laki-laki ini menjadi titik awal adanya sebuah perubahan akan kesadaran gender di kancah masyarakat khususnya Kota Malang.

Begitu banyak suara akan ketidakadilan di berbagai ranah kehidupan yang dialami perempuan saat ini. sehingga, adanya gerakan yang berlangsung menjelang siang itu menjadi wadah momentum bagi mereka yang berusaha memperjuangkan, memeroleh semangat hak-hak yang sama. Momen ini menjadi titik awal dari sebuah gerakan yang lebih besar terutama kaum muda yang mulai menumbuhkan semangat dan kesadaran akan isu gender demi masyarakat yang lebih beradab

Dengan adanya momentum ini juga dapat menjadi upaya untuk pengembalian jati diri tanah air yang demokrasi dan mampu memperjuangkan hak-hak asasi manusia yang lebih luas tidak hanya sebatas basis gender.

Salam perjuangan, salam perdamaian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun