Saya mengisi waktu liburan kuliah dengan menghadiri Pameran Seni Rupa yang diselenggarakan oleh komunitas Perspektif di Bentara Budaya, Yogyakarta. Acara yang bertajuk Eksplorasi Titik: Membongkar Alam Pikiran dengan Seni Rupa turut mengundang rasa simpati dan antusias terhadap anak-anak yang berbakat meski membutuhkan perlakuan khusus (difabel).Â
Acara tersebut dilaksanakan pada 2 – 8 Agustus 2016 dari pukul 09.00 – 21.00 WIB. Pada pembukaan acara (2/08/016) dihadiri oleh begitu banyak pengunjung dan para difabel, termasuk yang menjadi anggota dalam komunitas Perspektif Yogyakarta. Tak lupa Tutti Arts (komunitas Seni Rupa dari Australia) senantiasa hadir dalam pameran ini.
Seni rupa diyakini sebagai media yang relevan untuk belajar bersama, saling peduli, dan saling menghargai. Â Maka, dengan adanya komunitas Perspektif diharapkan penyandang difabel mendapat kedudukan yang setara dengan orang-orang pada umumnya.
Komunitas ini juga mengajak orang tua untuk terlibat dalam memberikan dukungan bagi anak-anaknya untuk mengembangkan potensi mereka. Orang tua sangat berpengaruh dalam menentukan perkembangan anak difabel. Kepercayaan diri harus dimiliki oleh seorang difabel yang tak lepas dari keterlibatan orang tua. Seorang difabel juga perlu memahami apa yang dibutuhkannya sendiri, sehingga memungkinkan mendapatkan aksesibilitas yang ia (difabel) butuhkan.
Karya seni rupa yang dibuat oleh penyandang difabel memberikan kesenangan sekaligus mengundang haru, melihat karya-karya yang sederhana hanya dengan mengeksplorasi titik dapat menghasilkan karya seni rupa yang begitu indah. Saya sebagai orang awam dalam hal seni turut bergembira melihat anak-anak difabel berproses dalam seni.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H