Mohon tunggu...
arya narendra
arya narendra Mohon Tunggu... Kuli bangunan -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Di Periuk Gosong

2 April 2018   22:23 Diperbarui: 5 April 2018   00:45 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (pixabay)

Anak Bapak kembali dari peresmian
Di bawah karya ia tuangkan naskah kayu cendana
Mungkin ada hitam di balik dadanya
Bercak darah yang ia minum 

Lalu di jauh dasar kaum mudi, muda terbangun
Berdiri kiblat berjalan pelan terjun dalam rumusan
Bocah kecil dekil bertanya
Apa hendak paman perebutkan

Biru, merah, kuning,hijau
Atau kumpulan pelayat di kaki jelata
Seorang nenek menitik membaca kitab perserikatan
Naskah kuno jejak silsilah pribumi

Isaknya tak segema runcing bambu
Yang terdengar hanya nyanyian jaman now
Suara lubuknya kelu di lidah kesaktian
Memapah, mengelus dada, yang menuai keriput

Ke mana bumiku yang pernah bersemboyan
Lautku tinggal di periuk gosong asap orasi
Sebentar lagi aku mati atas dasar kursi yang tersinggahi

Depok14 03 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun