Mohon tunggu...
arya narendra
arya narendra Mohon Tunggu... Kuli bangunan -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Di Balik Amarah yang Merah

2 April 2018   20:49 Diperbarui: 3 April 2018   01:36 1793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (pixabay)

Sabit di leher malam
Sejimpit tuah dari punggung
Matanya yang bening
Menuliskan setengah darinya yang lahir

Arsya yang mendiami teguh singgasana
Adalah patron tiang semesta
Dari cahaya pintu; dada
Kembali menegak atas nama abinaya

Entah pada gigir mana ia sulang
Bermain hujan, membungkus angin
Sedada ia menjadi laksa
Buming memutar payung

Sampai saat kakinya dilangkah
Menguasai dendam bertajuk
Apakah semua demi amarah
Semerah api yang menembus jantung

30032018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun