Sabit di leher malam
Sejimpit tuah dari punggung
Matanya yang bening
Menuliskan setengah darinya yang lahir
Arsya yang mendiami teguh singgasana
Adalah patron tiang semesta
Dari cahaya pintu; dada
Kembali menegak atas nama abinaya
Entah pada gigir mana ia sulang
Bermain hujan, membungkus angin
Sedada ia menjadi laksa
Buming memutar payung
Sampai saat kakinya dilangkah
Menguasai dendam bertajuk
Apakah semua demi amarah
Semerah api yang menembus jantung
30032018
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI