Lalu setelah menggambar, anak-anak diajak untuk menerangkan gambarnya. Kemampuan mereka dalam berbahasa akan lebih terlatih karena gangguan utama anak disleksia adalah kesulitan berbahasa.
Interaksi mereka dalam menggunakan media-media gambar, pelan-pelan akan melatih emosi dan melatih kemampuan organ tubuhnya. Meski disleksia tidak akan sembuh, namun jika kesulitan berbahasa dan kesulitan mengindentifikasi huruf ini segera di intervensi dengan berbagai latihan. Maka anak-anak akan mempunyai coping strategi sendiri dalam mengantisispasi kekurangannya.
Misal, anak sulit mengidentifikasi nama orang, namun coping strategi dia adalah dengan mengingat hal khusus seperti dari nada suara atau kejadian yang menarik.
Selama ini kita seringkali menganggap anak-anak yang kesulitan berkomunikasi pemalu dan bodoh. Tapi ternyata pikiran mereka seringkali melampaui dan lebih cepat dari orang pada umumnya. Hanya saja sering terhambat dengan rasa tidak yakin dan minder karena rasa percaya dirinya terkikis oleh sikap dan labeling yang dilontarkan oleh lingkungan.
Saya percaya, setiap zaman memberi ruang belajar yang berkembang terus, bertambah baik dan menghadirkan generasi yang tak henti mengolah diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H